TEMPO Interaktif, Bagdad: Sandera asal Jepang, Akihito Saito, akhirnya tewas. Namun kelompok militan Sunni Irak yang menculiknya membantah telah membunuh pria berusia 44 tahun itu. Kelompok Tentara Ansar al-Sunnah merilis rekaman video sekaligus pernyataan soal terbunuhnya Saito melalui situs internetnya, akhir pekan lalu. Rekaman sepanjang empat menit itu memperlihatkan mayat mantan tentara Jepang itu dalam keadaan terlentang dengan wajah berlumuran darah. Kelompok penculik juga menunjukkan paspor Jepang milik sandera malang itu. "Ini hukumanmu...orang kafir," kata seorang pria yang tidak tampak dalam gambar seraya menembakkan senjatanya ke atas. Saito diculik saat menumpang pada kendaraan yang berkonvoi dan melintas di Hit, provinsi Al-Anbar, Irak Barat, 8 Mei lalu. Dua belas warga Irak dan empat warga asing terbunuh. Dia bekerja di Hart Security Limited, perusahaan jasa keamanan swasta Inggris yang bermarkas di Siprus, dan ikut membantu operasi keamanan pasukan Amerika Serikat di Irak. Dia bergabung di sana sejak Desember tahun lalu setelah sebelumnya ikut dalam Legiun Asing Prancis selama 21 tahun dan unit paramiliter, sebuah pasukan elite angkatan darat Jepang. Di Tokyo, adik kandung Saito, Hironobu, 34 tahun, juga menyaksikan rekaman video itu melalui komputer pribadinya. Dia telah meneruskan rekaman video itu kepada pihak kepolisian dan kementerian luar negeri. "Gambarnya sungguh kejam. Saya tidak akan menunjukkannya kepada ayah dan saudara saya yang lain," kata dia. afp/abc/the daily news/Faisal