Promise (16), Emmanuel Junior (11) dan Benson (15) duduk didepan rumahnya di St. Paul Bridge, Monrovia, Liberia 28 September 2014. Anak-anak ini menjadi yatim piatu setelah ibunya meninggal bulan Juli dan ayahnya pada bulan Agustus karena virus ebola. AP/Jerome Delay
TEMPO.CO, Jenewa - Wabah ebola yang menyerang Afrika Barat semakin mematikan. Pada Jumat, 10 Oktober 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah kematian akibat virus ini telah mencapai lebih dari 4.033 jiwa. (Baca: Ebola Mulai Serang Eropa)
Mengutip laporan Associated Press, WHO menyatakan hampir semua korban jiwa, yakni 4.024 jiwa, berasal dari tiga negara yang paling buruk terkena dampak, yaitu Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Sementara itu, delapan orang meninggal di Nigeria dan satu orang di Amerika Serikat.
Korban dari AS ini merupakan korban pertama kasus ebola yang terjadi di luar Afrika. Thomas Eric Duncan, seorang warga Dallas, terjangkit ebola setelah bekerja di Liberia. Menurut laporan, saat di Liberia Duncan sempat membantu tetangganya yang hamil dan diduga terinfeksi ebola. Duncan bahkan berdekatan dengan pasien itu hingga ia meninggal. (Baca: Pasien Ebola Pertama di AS Meninggal)
Sementara itu, hingga Rabu, 8 Oktober 2014, badan PBB yang berpusat di Jenewa tersebut mencatat sudah ada 8.399 orang yang dikonfirmasi terinfeksi ebola. Mereka tersebar di tujuh negara. Namun, tiga negara terburuk Ebola menyumbang 8.376 pasien.