Polisi melakukan penjagaan di Kashgar, Xinjiang, Cina. AP/Kyodo News
TEMPO.CO, Xinjiang - Media pemerintah Cina melaporkan, Kamis, 25 September 2014, 50 orang, termasuk 40 penyerang, tewas dalam serangkaian ledakan selama akhir pekan di Xinjiang barat. Sejumlah pejabat menyebut ini merupakan serangan teror paling parah yang melanda negeri itu.
Mengutip laporan Associated Press hari ini, portal berita Tianshan Net menyebutkan sejumlah bom meledak di dua kantor polisi, pasar produk, dan toko-toko. Sebelumnya, pemerintah daerah Xinjiang melaporkan, ledakan di Luntai County pada Ahad lalu juga menewaskan dua orang dan melukai lainnya. (Baca: Bom Meledak, Dua Warga Xinjiang Tewas)
Di antara korban tewas, terdapat pula dua polisi, dua asisten polisi, dan enam pengamat. Sementara itu, 54 lainnya mengalami luka-luka.
Polisi kemudian berhasil menangkap dua penyerang, salah satunya diidentifikasi bernama Maimati Tuerxun atau yang disebut Mamat Tursun oleh kantor berita Xinhua. Namun, hingga Kamis malam waktu setempat, belum ada komentar dari pemerintah Cina atas kejadian ini.
Ketegangan terus terjadi di Xinjiang, yang merupakan rumah bagi kelompok minoritas muslim Uighur. Polisi terus menuduh mereka melakukan kekerasan di sejumlah wilayah. Sedangkan muslim Uighur justru menuduh balik pemerintah Cina yang kerap kali bertindak kasar dan melarang mereka beribadah. (Baca: Dituduh Dukung Muslim Uighur, Dosen Cina Dibui)