Sebuah perahu yang membawa sekitar 150 orang pencari suaka di perairan pulau Christmas. REUTERS/Australian Maritime and Safety Authority
TEMPO.CO,Limassol - Meski sudah diselamatkan kapal pesiar Salamis Filoxenia dari kapal kecilnya yang berlayar di perairan Siprus, ratusan pengungsi Suriah menolak turun dan malah meminta kapal pesiar membawa mereka ke Italia agar mendapatkan suaka.
Para pejabat di Siprus menjelaskan, sekitar 345 pengungsi ini seharusnya dibawa ke kamp penampungan di dekat Ibu Kota Nicosia untuk diberi tempat tinggal dan perawatan medis hingga nasib mereka ditentukan oleh pejabat berwenang. (Baca: 700 Imigran Diduga Tenggelam di Mediterania)
Namun, bukannya menurut, mereka malah menolak turun saat kapal Salamis bersandar di Pelabuhan Limassol. “Kapal seharusnya berlayar lagi pada Kamis malam pukul 22.30 waktu setempat. Tapi mereka minta berunding,” kata Direktur Pelaksana Salamis Cruise Line, Kikis Vassiliou, kepada wartawan, seperti dilaporkan Al Jazeera hari ini.
“Mereka ingin agar kami mengantar mereka ke Italia,” ucapnya. Vassiliou menambahkan, pihaknya telah membantu menyelamatkan mereka dan juga memberi mereka makan, tapi mereka malah ingin menghancurkan perusahaan. (Baca: PBB: Warga Suriah Pencari Suaka Terbesar Dunia)
Sebelumnya, pada Kamis pagi, 25 September 2014, waktu setempat, pihak berwenang menerima sinyal bahaya dari perahu yang berlayar di sekitar 50 mil laut atau sekitar 95 kilometer dari Kota Paphos itu. Memang, saat itu, kondisi cuaca sedang dalam keadaan buruk.
Pembajak Pesawat Diadili di Siprus, Rindu Istri Katanya
31 Maret 2016
Pembajak Pesawat Diadili di Siprus, Rindu Istri Katanya
Di Lapangan Terbang Larnaca, Mostafa menjatuhkan sebuah amplop yang ditujukan kepada perempuan Siprus, yang belakangan diketahui sebagai bekas istrinya.