Dicerai Gara-gara Tak Mau Menutup Pintu Mobil
Editor
Choirul Aminuddin
Kamis, 25 September 2014 19:27 WIB
TEMPO.CO, Riyad - Islam melarang umat muslim bercerai karena emosi atau hal sepele, namun hal itu tak dihiraukan oleh seorang pria Arab Saudi. Dia menceraikan istrinya lantaran belahan hatinya itu tak bersedia menutup pintu mobil.
Berbagai media massa dan jejaring sosial di Arab Saudi dalam laporannya menyebutkan, pasangan ini bermula piknik untuk sebuah liburan. Ketika mereka kembali ke rumah, istrinya ngeloyor keluar mobil diikuti oleh anak-anaknya dan langsung masuk rumah.
Pria ini selanjutnya memanggil istrinya untuk menutup pintu, namun permintaan itu ditolak. "Dia seharusnya yang menutup pintu, sebab dia lebih dekat," jelas istrinya. Mendengar penolakan istrinya, dia bilang, "Kamu haram untukku dan tak boleh masuk rumahku jika kamu tidak mau menutup pintu." (Baca: Tiap Jam, Tiga Pasangan Arab Saudi Bercerai)
Amarah pria ini, media setempat menulis, dibalas istrinya dengan cara meninggalkan suaminya dan kembali ke rumah ayahnya. Sejumlah kerabat pasangan ini mencoba mendamaikan namun perempuan tersebut menolak segala ajakan dan bujuk rayu agar rujuk. Perempuan ini bilang, "Saya tak sudi menikah dengan lelaki tidak bertanggung jawab."
Menurut ulama terkenal Arab Saudi, Sheikh Asim al-Hakim, perceraian tersebut sah berdasarkan tindakan suami. Al-Hakim menerangkan ada perceraian langsung dan tidak langsung. Perceraian langsung dapat berlaku jika seseorang menyampaikan secara bercanda. Sedangkan perceraian tidak langsung berdasarkan niat. "Niat sangat penting dalam kasus tersebut, namun perilaku seperti itu tidak bertanggung jawab."
Dia mengatakan Islam telah memberikan tanggung jawab yang sangat besar kepada para pria agar supaya bertindak benar dalam situasi seperti ini. "Jadi seorang pria harus sangat berhati-hati terhadap tindakannya," ucap Al-Hakim. (Baca: Mempelai Arab Wajib Jalani 'Latihan' Pernikahan)
Hasil studi koran Aleqtesadiah menegaskan terdapat 2,5 kasus perceraian per 1.000 pria berusia di atas 15 tahun. Pada 2012, terjadi 30.000 perceraian dengan rata-rata 82 per hari atau setiap jam terjadi tiga perceraian.
Laporan sebelumnya menyebutkan, hakim dan pejabat kantor urusan agama mendaftar sekitar 70.000 perkawinan setiap tahun, dan memproses lebih dari 13.000 perceraian. Kerajaan Arab Saudi menempati urutan kedua di antara negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dalam kasus perceraian setelah Bahrain yang memiliki angka rata-rata 2,7 dari setiap 1.000 pasangan.
ARAB NEWS | CHOIRUL
Terpopuler:
Sidang MU PBB ke-69 Dibuka
Tim Palang Merah Diserang Keluarga Pasien Ebola
Sepelekan Perkosaan, Kaus Ini Ditarik
PBB Sahkan Resolusi Lawan ISIS