Menteri Pertama Skotlandia Alex Salmond, berbicara saat berkampanye "Ya" di Perth, Skotlandia, 17 September 2014.Referendum kemerdekaan Skotlandia akan berlangsung pada 18 September, ketika Skotlandia akan memilih apakah atau tidak mengakhiri serikat 307 tahun dengan Inggris. REUTERS/Dylan Martinez
TEMPO.CO, Edinburgh - Perdana Menteri Skotlandia Alex Salmond mengakui kekalahannya mengajak rakyat berpisah dari Britania Raya. “Kami tahu mayoritas mengatakan tidak. Ini kemenangan proses demokrasi,” ujarnya seperti dikutip dari Fox News, Jumat, 19 September 2014.
Referendum Skotlandia rampung hari ini. Hasilnya, 55 persen warga negeri rambut merah itu mau melanjutkan kebersamaan dengan Inggris yang sudah berlangsung 307 tahun. Hanya 45 persen yang memilih berpisah. (Baca: Ini Hasil Suara untuk Referendum Skotlandia)
PM Salmond dikenal sebagai sosok yang sudah lama berambisi menceraikan Skotlandia dari Britania Raya. Ia percaya diri setelah Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang dipimpinnya menang besar pada pemilu parlemen 2011. Salmond menyebut Skotlandia selama ini berada dalam belenggu parlemen Britania Raya.
Menurut dia, Skotlandia bisa berdiri sendiri dengan modal kekayaan cadangan minyak dan gas Laut Utara, orisinalitas bangsa, dan tingkat pendidikan. Laut Utara masih memiliki cadangan 24 juta barel minyak yang masih bisa berproduksi 30-40 tahun mendatang. Pemerintah Skotlandia memperkirakan perolehan 50 juta euro pendapatan pajak pada 2018.
Adapun Perdana Menteri Inggris David Cameron lega dengan hasil referendum. “Seperti jutaan lainnya, saya lega. Saya akan patah hati melihat Kerajaan Inggris berakhir.”
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.