Pembocor Rahasia di AS Kini Dilindungi UU  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Kamis, 26 Juni 2014 18:18 WIB

Peluit

TEMPO.CO, Washington - Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang yang memberikan perlindungan terhadap pembocor rahasia atau whistleblower bagi pegawai intelijen pemerintah. Langkah ini disambut gembira oleh para pendukung mantan pegawai kontrak Badan Keamanan Nasional Serikat (NSA), Edward Snowden, yang telah membocorkan ribuan dokumen rahasia.

Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat melakukan pemungutan suara pada Selasa malam kemarin untuk meloloskan versi final pasal-pasal yang mengatur aktivitas intelijen pemerintah AS untuk tahun anggaran 2015 yang dimulai 1 Oktober. Sebelumnya, Senat lebih dulu melakukan pemungutan suara untuk menyetujui ketentuan tersebut.

Salah satu pasal di bagian IV undang-undang tersebut mengatur larangan memecat, menurunkan jabatan, atau memberi hukuman kepada pegawai intelijen yang melaporkan adanya pelanggaran hukum federal, penghamburan dana pemerintah, atau aktivitas lain yang membuat warga Amerika dalam bahaya. (Baca: NSA Pecat Pembagi Password ke Snowden)

Undang-undang ini juga berlaku untuk siapa pun yang melaporkan kasus atau masalah serupa ke kantor Direktur Intelijen Nasional atau anggota parlemen di komite intelijen.

"Ini tak dipikirkan untuk mengembalikan pilihan yang aman bagi kebocoran ilegal," kata Tom Devine dari Proyek Akuntabilitas Pemerintah, yang mendukung Edward Snowden.

Tahun lalu, Snowden membocorkan secara rinci program mata-mata Amerika Serikat, dari data panggilan telepon orang biasa sampai penyusupan ke server perusahaan berteknologi tinggi. (Baca: Akibat Snowden, Ranking Kebebasan Pers AS Anjlok)

Namun pegawai kontrak seperti Edward Snowden yang bekerja bagi NSA tidak dilindungi undang-undang baru ini. Alasannya, mereka hanya dilindungi oleh undang-undang yang berlaku pada 2007-2012.

Pada perdebatan kongres, sejumlah anggota parlemen mencela Snowden karena telah membocorkan data-data NSA kepada wartawan dan tidak melalui lembaga resmi di dalam pemerintahan.

Snowden sendiri mengaku telah mencoba menyampaikan kasus penyimpangan itu kepada atasannya,tapi sia-sia.

Undang-undang yang baru ini juga mengatur diperlukannya konfirmasi dari Senat untuk posisi Direktur NSA--jabatan yang sebelumnya tidak tersentuh oleh Senat

CHANNEL NEWS ASIA | ROSALINA







Terpopuler
Lawan Militan, Penasihat Militer AS Tiba di Irak
Marah atas Film The Interview, Korea Utara Ancam AS
New York Melarang Selfie dengan Macan
Mobilnya Terbalik, Kakek-Nenek Ini Malah Selfie









Advertising
Advertising









Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya