Anggota kelompok 'Yamaguchi-gumi Yakuza'. weirdasianews.com
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang mungkin masih awam tentang bagaimana kehidupan seorang anggota Yakuza, kelompok kejahatan terorganisasi dari Jepang. Namun Luke Huxham berhasil merepresentasikan kehidupan Yakuza dalam film dokumenter berjudul Black Business: Modern Day Yakuza. Bermodal wawancara dengan salah satu anggotanya, "cara kerja" Yakuza dibeberkan dalam film lewat tokoh bernama Shouta.
Dalam film itu, Shouta mengatakan sering diminta untuk membunuh seseorang oleh pemimpinya. Namun, dalam dunia Yakuza, mereka punya definisi sendiri tentang membunuh. (Baca: Yamaguchi-gumi, Yakuza Terbesar di Jepang)
"Saya tidak membunuh. Saya hanya 'memindahkan' mereka. Dan 'memindahkan' tidak sama seperti menembak orang," kata Shouta dalam film itu, seperti dilaporkan Daily Mail.
Sepanjang film berdurasi 9 menit itu, Shouta menjelaskan bahwa menjadi Yakuza adalah "karier" pilihan yang berjalan dalam darah mereka. Mereka harus menyelesaikan masalah tanpa ragu dan tak takut apa pun. Shouta berkata, "Bagi anggota Yakuza, terluka atas nama keluarga atau terluka untuk rasa bangga keluarga."
Yakuza, ujar Shouta, kini telah mengontrol prostitusi, perumahan, saham, dan uang pinjaman di dalam dan luar Jepang. Bahkan dalam wawancara ini juga dijelaskan bahwa Yakuza kini memberikan "dampak" pada pemerintahan. (Baca: Yakuza Rekrut Anggota Secara Online)
"Kami memilki orang-orang dalam kepolisian yang bersedia membantu kami dan juga memiliki hubungan yang kuat dengan dunia politik. Jika sekarang politikus banyak yang korupsi, ya mungkin itu karena kami," kata anggota Yakuza itu.
Namun, saat ditanya apakah Shouta benar-benar anggota Yakuza, Huxhman menolak untuk menjawab. Bagi Huxhman, Yakuza bukan hanya kelompok penjahat, tapi pengusaha internasional.