Panglima Militer Thailand Prayuth Chan-Ocha (tengah) dan para pejabat lainnya terlihat di televisi saat mengumumkan pengambilalihan kekuasaan secara militer di Bangkok, Thailand (22/5). Selama enam bulan perundingan antara politikus Thailand mengalami jalan buntu dan diwarnai kerusuhan. (AP Photo/Apichart Weerawong)
TEMPO.CO, Bangkok - Pemimpin kudeta militer Bangkok Prayuth Chan-ocha menyatakan akan bertindak sebagai perdana menteri Thailand sampai rezim kudeta baru mendapatkan seseorang yang dianggap layak menjadi perdana menteri negeri Gajah Putih ini.
Dikutip dari Bangkok Post hari ini, pernyataan yang disampaikan pada Kamis malam ini menyebutkan bahwa Prayuth yang juga menjabat sebagai panglima militer akan bertindak sebagai perdana menteri untuk tujuan administratif. (Baca: Ini 12 Perintah Militer Thailand Sebelum Kudeta)
Ia menuturkan kudeta militer yang diumumkan semalam bertujuan untuk menghentikan bertambahnya korban jiwa dan mencegah memburuknya konflik di Thailand. Oleh sebab itu, kata Prayuth, untuk memulihkan ketenangan itu maka Angkatan Bersenjata Thailand harus merebut kekuasaan. (Baca: Militer Tahan Suthep dan 24 Politikus Thailand)
Meski kudeta militer Thailand telah menjadi perbincangan global tapi Prayuth yakin bahwa pengambilalihan ini akan mempengaruhi hubungan internasional. (Baca: Kudeta, AS Ancam Thailand Batalkan Latihan Militer)