Demonstran anti-pemerintah mengibarkan bendera nasional Thailand saat reli di pusat kota Bangkok, Thailand (9/5). Yingluck Dituduh menelantarkan program beras, kebijakan unggulan pemerintahannya sehingga menjadi rawan korupsi. (AP/Vincent Thian)
TEMPO.CO, Bangkok – Dua pengunjuk rasa anti-pemerintah terluka akibat ledakan di luar kantor Perdana Menteri Thailand pada Ahad, 11 Mei 2014, di tengah meningkatnya ketegangan di Thailand menyusul lengsernya Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Menurut media lokal, seorang penyerang tak dikenal melempar granat ke arah kerumunan pengunjuk rasa anti-pemerintah di luar Government House sekitar tengah malam. Padahal kantor ini telah berminggu-minggu kosong.
“Ledakan tersebut melukai dua pengunjuk rasa, tapi kami belum bisa memastikan apakah itu granat atau benda lain,” kata seorang perwira polisi, seperti dilansir Reuters, hari ini.
Para demonstran memenuhi kantor Perdana Menteri untuk mendesak Parlemen dan Komisi Pemilihan Umum agar segera menunjuk perdana menteri baru. Desakan ini diluncurkan sebagai respons atas keinginan pemerintah sementara untuk kembali memulihkan kewenangan Yingluck sebagai perdana menteri. (Baca: Massa Anti-Yingluck Ultimatum TV Hentikan Siaran)
Rabu lalu, Yingluck resmi dicopot dari jabatannya setelah terbukti menyalahgunakan kekuasaan. Hakim mengatakan kesalahan Yingluck adalah sewenang-wenang mencopot Kepala Dewan Keamanan Nasional Thawil Pliensri pada 2011. Posisi yang lowong itu kemudian diberikan kepada kerabat Yingluck, Priewpan Damapong. (Baca: Perdana Menteri Thailand Yingluck Dilengserkan)