TEMPO.CO, Davao – Sebuah kebakaran besar menghancurkan lebih dari seribu rumah di kawasan permukiman kumuh di Kota Davao, selatan Filipina, pada Sabtu dinihari waktu setempat, 5 April 2014. Api dengan cepat menjalar ke rumah-rumah yang dibuat semipermanen tersebut.
“Rumah-rumah terbuat dari bahan yang ringan. Semuanya kini rata dengan tanah,” kata Jimmy Martinez, seorang pejabat dari kantor pertahanan sipil Davao, kepada AFP, yang dilansir Channel News Asia.
Padatnya permukiman juga membuat tim pemadam kesulitan untuk menjinakkkan api. Jalanan begitu sempit dan berkelok-kelok sehingga titik api sulit dijangkau. Tak ayal, sebanyak 5.000 warga pun harus kehilangan tempat tinggal. Kini mereka diungsikan ke sebuah sekolah yang selamat dari kobaran api.
Seperti halnya di Indonesia, masalah permukiman padat juga menjadi masalah serius di Filipina. Wilayah permukiman yang terbakar ini sebelumnya adalah lahan kosong yang secara perlahan ditempati oleh migran miskin yang mengadu nasib di kota.
Hasil penyelidikan sementara menyebutkan kobaran api yang mulai melahap sejak pukul 01.00 itu berasal dari lilin yang jatuh dan membakar salah satu rumah warga. Untungnya, tidak ada laporan korban jiwa dan luka dalam musibah ini.