Kapal SAR militer terlihat sebelum berangkat untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370, di sebuah pelabuhan di pulau Phu Quoc, Vietnam (9/3). ANTARA/REUTERS/Nguyen.
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang selama beberapa hari ini membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang akan segera ditarik pulang. Para pejabat Pentagon mengatakan keputusan itu diambil karena area pencarian sekarang begitu luas. Dengan demikian, akan lebih efisien untuk mencarinya menggunakan pesawat pengintai.
Sebelumnya, kapal perusak rudal USS Kidd bergabung dalam pencarian besar-besaran minggu lalu. Kini pencarian bergeser fokusnya ke bagian barat arah Laut Andaman atas permintaan pemerintah Malaysia.
USS Kidd, dengan helikopter MH-60 di atasnya, telah menyapu lebih dari 15.000 mil persegi. Namun, menurut pejabat Pentagon, sejauh ini tidak ada puing-puing reruntuhan atau hal yang berhubungan dengan pesawat ditemukan.
Dengan ditariknya kapal itu dan kapal perusak lainnya, maka AS hanya memperbantukan pesawat P-8 Poseidon dan P-3 Orion dalam pencarian yang dikoordinasi pemerintah Malaysia itu. "Dengan area pencarian diperluas ke Samudera Hindia selatan, pesawat patroli jarak jauh seperti dua pesawat itu lebih cocok untuk misi SAR saat ini," kata Kepala Armada Pasifik AS dalam pernyataannya. (Baca juga: Basarnas Hentikan Pencarian Malaysia Airlines)
Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang pada 8 Maret 2014 dalam penerbangan Kuala Lumpur-Beijing dengan 239 orang di dalamnya. Dari semula di Laut Cina Selatan, kini fokus pencarian digeser ke Samudera Hindia hingga ke perairan dekat Australia. (Baca: Australia Cari Malaysia Airlines di Segmen Selatan)
Berbagai spekulasi atas hilangnya pesawat itu berseliweran, mulai dari kemungkinan pembajakan hingga kesengajaan pilot. Kini para peneliti menelusuri kemungkinan bahwa pesawat tersebut diterbangkan ke daerah yang dikuasai Taliban. Pihak berwenang Malaysia meminta izin diplomatik untuk memantau pangkalan yang dikuasai Taliban di perbatasan Afganistan dan Pakistan.
Menurut laporan itu, para ahli mengatakan bahwa transponder pesawat itu sengaja dinonaktifkan oleh seseorang dengan keahlian yang dibutuhkan. Berdasarkan teori ini, pihak berwenang menggeledah rumah Kapten Ahmed Shah Zaharie dan kopilot Fariq Abdul Hamid. Mereka menemukan simulator terbang di rumah Shah.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.