Seorang petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api ditempat kejadian bom mobil di Haret Hreik, Libanon (21/1). Saksi dan media setempat mengatakan, kubu Hizbullah yang menjadi target berulang serangan bom mobil dalam beberapa bulan terakhir. REUTERS/Khalil Hasan
TEMPO.CO, Beirut - Serangan bom mobil menewaskan sedikitnya empat orang di kawasan yang didominasi pengikut Hizbullah di Lembah Bekaa, Libanon, dekat perbatasan Suriah, Ahad, 15 Maret 2014, dinihari waktu setempat.
Menurut laporan koresponden Al Jazeera, Ehab al-Okadi, di antara korban tewas dalam serangan di Desa al-Nabi Othman itu, pemimpin Hizbullah lokal, Abdul Rahman al-Qadhi.
“Ledakan dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri. Beberapa anggota Hizbullah tahu akan ada serangan terhadap Qadhi dan mencoba menghentikan kendaraan, tetapi pelaku keburu meledakkan bom,” kata sumber keamanan Libanon kepada AFP.
Hizbullah mendominasi kawasan sebelah timur Libanon dan selatan Beirut yang menjadi sasaran serangkaian serangan mematikan. Hampir seluruh serangan dilakukan dengan bom bunuh diri mobil, terutama sejak kekuatan bersenjata Syiah ini mengirimkan pejuangnya berperang menghadapi pemberontak terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Serangan Ahad, 15 Maret 2014, diakui dilakukan oleh Jabhat al-Nusra alias Liwa Ahrar al-Sunna di Baalbek, Libanon. Kelompok ini merupakan gerakan bersenjata yang menentang keterlibatan Hizbullah di Suriah.
“Liwa Ahrar al-Sunna di Baalbek secara resmi mengambil alih tanggung jawab atas serangan heroik bunuh diri dalam operasi balas dendam di Desa al-Nabi Othman,” kata kelompok ini dalam laman Twitter.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."