Tragedi Malaysia Airlines, AS Akui Pernah Ingatkan Soal Boeing 777
Editor
S Tri P Bud
Kamis, 13 Maret 2014 10:08 WIB
TEMPO.CO, New York - Otoritas keselamatan penerbangan Amerika Serikat (FAA) tahun lalu sempat mengeluarkan peringatan terkait retaknya bagian di bawah antena Boeing 777. Mereka mengeluarkan peringatan ke seluruh dunia untuk cacat yang harus diperbaiki karena dapat menyebabkan dekompresi, kondisi yang bisa menyebabkan penumpang di dalam kabin kehilangan kesadaran.
Cacat pertama kali diidentifikasi pada tanggal 12 Juni 2013. Sebuah pemeriksaan atas Boeing 777 berusia 14 tahun milik sebuah maskapai penerbangan yang tidak disebutkan namanya menemukan celah sepanjang 16 inci, kata FAA. Badan ini mengusulkan agar seluruh maskapai mengadopsi petunjuk kelaikan baru yang dikeluarkan Boeing untuk tipe 777. Dalam petunjuk yang baru, inspeksi harus dilakukan berulang pada kulit badan pesawat untuk retakan, korosi, dan sejenisnya.
Masalah diidentifikasi oleh US Federal Aviation Administration memberikan penjelasan yang mungkin mengapa pesawat Malaysia Airlines Boeing 777-200ER hilang secara misterius dalam perjalanan ke Beijing pada hari Sabtu. (Baca: Bagaimana Pesawat Malaysia Hilang tanpa Pesan)
Menurut ulasan Sydney Morning Herald, kegagalan struktural yang berkaitan dengan cacat itu tidak hanya bisa menyebabkan dekompresi yang membuat penumpang dan awak di dalam pesawat hilang kesadaran. Namun, juga akan mempengaruhi komunikasi satelit, termasuk Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) yang mentransmisikan data dari lokasi pesawat secara otomatis melalui sinyal yang dipancarkan ke satelit.
Hal ini juga akan membuat pesawat tak terdeteksi radar yang memiliki jangkauan hanya 100 nautical mile (setara 185.200 km).
Pihak berwenang Malaysia mengatakan hilangnya pesawat Malaysia Airlines terjadi setelah mengudara satu jam 10 menit, setelah otoritas penerbangan Malaysia melihatnya tak lagi terpantau radar di atas Laut Cina Selatan. Menurut sebuah posting di Professional Pilots Rumour Network, akhir komunikasi satelit tidak akan menonaktifkan jaringan telepon selular di pesawat, yang berjalan dari sebuah sistem komunikasi yang berbeda.
Sembilan belas keluarga menandatangani pernyataan yang mengatakan mereka bisa menelepon ponsel di pesawat. Kala ada nada dering masuk, panggilan itu tak diangkat. (Baca: Citra Satelit Tunjukkan Lokasi MH370)
"Sebuah dekompresi yang pelan (misalnya dari lubang sebesar bola golf) akan secara bertahap terganggu dan membuat bingung pilot sebelum peringatan ketinggian tekanan pada kabin terdengar," tulis posting itu.
Jika dekompresi itu cukup lambat, mungkin pilot tidak menyadarinya sehingga pemakaian masker oksigen akan terlambat. Hal ini menjelaskan, jika benar, rumor bahwa 30 menit setelah komunikasi terakhir terdengar suara pilot MH370 seperti bergumam. (Pencarian Libatkan Dukun)
Namun bagaimana pun, juru bicara Malaysia Airlines menyatakan pesawat yang hilang baru selesai melalui masa perawatan pada tanggal 23 Februari, dengan perawatan selanjutnya dijadwalkan 19 Juni. Namun, apakah petunjuk terbaru Boeing dipenuhi atau tidak, tak ada konfirmasi. Seorang juru bicara Boeing mengatakan pada Fairfax Media bahwa petunjuk perawatan yang baru bukan keharusan, terserah pada keputusan maskapai.
Meskipun baik Boeing 777 maupun Malaysia Airlines memiliki catatan keamanan yang baik, ada insiden lain yang terjadi terkait pesawat jenis ini. Pada 2005, satu unit Boeing 777 yang dioperasikan oleh Malaysia Airlines mengalami masalah dengan sistem autopilot pada penerbangan antara Perth dan Kuala Lumpur. Ini menyebabkan pesawat tiba-tiba naik sejauh 3.000 kaki, hampir menyebabkan pesawat mengalami stall.
SMH | TRIP B
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terkait
Infografis :Kemungkinan Penyebab Hilangnya Malaysia Airlines MH370
Infografis : Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines
Pilot Malaysia Airlines Tak Pernah Kontak Vietnam
Pesawat Malaysia Airlines Sempat Kirim Data Mesin