Lagi, 300 Demonstran Bentrok di Venezuela  

Reporter

Rabu, 5 Maret 2014 13:33 WIB

Seorang demonstran perempuan anti-pemerintah merunduk saat bentrokan dengan polisi di Caracas (3/3). Oposisi Venezuela Leopoldo Lopez menyuruh para demonstran untuk tetap mempertahankan protes terhadap Presiden Nicolas Maduro. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

TEMPO.CO, Caracas - Ribuan pengunjuk rasa kembali membanjiri jalanan ibu kota Venezuela, Selasa, 4 Maret 2014. Dipimpin mahasiswa, mereka mengenakan baju putih dan mengibarkan bendera sebagai tanda memperingati kematian mantan presiden Hugo Chavez. Sepanjang hari, pengunjuk rasa menggelar aksi damai dengan berjalan dari lingkungan kelas menengah ke atas di Caracas sampai menuju kawasan kumuh di Petare.

Begitu malam tiba, sekitar 300 demonstran mulai bertindak radikal. Mereka melemparkan batu dan bom molotov ke arah pasukan Garda Nasional. Serangan itu dibalas balik oleh Garda Nasional dengan gas air mata dan meriam air. "Demonstrasi dan serangan itu merupakan cara mahasiswa serta pihak oposisi untuk menandai kematian Chavez dan memprotes Presiden Nicolas Maduro," tulis Sky News, Rabu, 5 Maret 2014.

Pada Rabu ini, Maduro akan memimpin parade militer dan sipil. Arak-arakan itu digelar guna memperingati satu tahun meninggalnya Chavez. Mantan presiden yang telah memimpin Venezuela salam 14 tahun itu meninggal karena kanker di usia 58 tahun.

Unjuk rasa terhadap Maduro meletus sejak 4 Februari 2014 di perbatasan Kota San Cristobal. Mahasiswa dan oposisi menuding Maduro sebagai penyebab inflasi sebesar 56 persen pada tahun lalu, kelangkaan kebutuhan pokok, dan pelarian sejumlah pelaku kriminal. Unjuk rasa itu dijawab pemerintahan Maduro dengan sikap keras. Akibatnya, 18 orang tewas dan 260 terluka.

Komisioner HAM PBB Navi Pillay sempat menyatakan prihatin akan tindakan Garda Nasional. Pillay menganggap pemerintah Maduro telah menggunakan kekuatan secara berlebihan saat menghadapi demonstran. (Baca juga: Venezuela Rusuh, Sekjen PBB Temui Menlu).

Maduro sendiri menuding protes mahasiswa ditunggangi oleh elemen fasis yang ingin mengusirnya. Ia bahkan menuduh Amerika Serikat mendukung oposisi untuk melakukan kudeta. Tuduhan itu terkait dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bahwa pemerintahannya telah menggunakan kekuatan yang berlebihan terhadap demonstran. Maduro menganggap perkataan Kerry itu seakan memberikan lampu hijau agar pengunjuk rasa meneruskan protesnya.


SKY NEWS | WASHINGTON POST | CORNILA DESYANA

Terpopuler:
Putin Serukan Militer Kembali ke Barak
Rusia Mengakui Intervensi Atas Permintaan Ukraina
Rusia Intervensi Ukraina, Apa Tindakan Amerika?
KPK Thailand Dibom
Intervensi Ukraina, Amerika Bekukan Ekonomi Rusia







Berita terkait

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

25 April 2017

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

20 April 2017

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

25 Maret 2017

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.

Baca Selengkapnya