50 Ton Sampah Berserakan di Gunung Everest  

Reporter

Rabu, 5 Maret 2014 13:13 WIB

Gunung Everest. mountain7.com

TEMPO.CO, Nepal - Sekitar 50 ton sampah berserakan di jalur pendakian hingga puncak Gunung Everest. Menurut pemerintah Nepal, tumpukan limbah itu merupakan benda-benda yang ditinggalkan pendaki selama enam dekade terakhir. Termasuk di antaranya botol oksigen kosong, tenda robek, wadah makanan, atau tubuh pendaki yang meninggal di gunung.

Untuk mengurangi timbunan sampah, Kementerian Pariwisata Nepal pun mengeluarkan peraturan baru bagi pendaki Gunung Everest. "Mereka diizinkan mendaki, asalkan membawa turun tambahan sampah sebanyak 8 kilogram," tulis New York Times, Senin, 3 Maret 2014. "Dengan aturan baru ini, pemerintah Nepal berharap bisa mengurangi delapan ton sampah pada tahun ini." (Lihat juga: Wanita Jepang Usia 73 Tahun Taklukkan Gunung Everest).

Setiap tahunnya ratusan pendaki menaiki Gunung Everest. Sebagian besar dari mereka dikawal oleh pemandu yang kurang berpengalaman. Akibatnya, banyak dari pendaki yang membuang sampah di sepanjang jalur pendakian agar bisa menghemat energi untuk sampai ke puncak dan kembali ke base camp dalam keadaan hidup. Sampah yang terus ditinggalkan itu kian meningkat, hingga beberapa pendaki menyebut Gunung Everest sebagai tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia.

Pada 2010, sebuah tim khusus pendaki membawa turun dua ton sampah dari ketinggian 24 ribu kaki atau tujuh kilometer. Tahun lalu, sejumlah pendaki mengumpulkan dan membawa turun empat ton sampah. Di tahun ini, Asosiasi Mountaineering dan mantan pendaki khawatir bila jumlah sampah yang bisa dibawa turun dari puncak Everest akan sangat sedikit. Sebab, suhu sangat dingin.

"Mulai sekarang, satu pendaki wajib membawa turun delapan kilogram sampah, tidak termasuk botol oksigen kosong mereka sendiri dan kotoran manusia," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata Nepal, Madhusudhan Burlakoti. (Lihat juga: Wanita Ini Menyelamatkan Tiga Pendaki dari Amukan Sherpa).

Setiap pendaki akan menjalani pemeriksaan di base camp perihal berapa jumlah sampah yang diangkutnya. Bila ia gagal membawa turun delapan kilogram sampah, Pemerintah Nepal bakal melarangnya mendaki Everest pada tahun berikutnya. "Kami tidak akan berkompromi dengan hal itu," kata Burlakoti. "Bila lalai, hukuman serius akan datang."



NEW YORK TIMES | GUARDIAN | TIME | CORNILA DESYANA




Terpopuler:
Putin Serukan Militer Kembali ke Barak
Rusia Mengakui Intervensi Atas Permintaan Ukraina
Rusia Intervensi Ukraina, Apa Tindakan Amerika?
KPK Thailand Dibom
Intervensi Ukraina, Amerika Bekukan Ekonomi Rusia

Berita terkait

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi

Baca Selengkapnya

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.

Baca Selengkapnya

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.

Baca Selengkapnya

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.

Baca Selengkapnya

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.

Baca Selengkapnya

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.

Baca Selengkapnya

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.

Baca Selengkapnya

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.

Baca Selengkapnya

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.

Baca Selengkapnya