TEMPO.CO, Nepal - Sekitar 50 ton sampah berserakan di jalur pendakian hingga puncak Gunung Everest. Menurut pemerintah Nepal, tumpukan limbah itu merupakan benda-benda yang ditinggalkan pendaki selama enam dekade terakhir. Termasuk di antaranya botol oksigen kosong, tenda robek, wadah makanan, atau tubuh pendaki yang meninggal di gunung.
Untuk mengurangi timbunan sampah, Kementerian Pariwisata Nepal pun mengeluarkan peraturan baru bagi pendaki Gunung Everest. "Mereka diizinkan mendaki, asalkan membawa turun tambahan sampah sebanyak 8 kilogram," tulis New York Times, Senin, 3 Maret 2014. "Dengan aturan baru ini, pemerintah Nepal berharap bisa mengurangi delapan ton sampah pada tahun ini." (Lihat juga: Wanita Jepang Usia 73 Tahun Taklukkan Gunung Everest).
Setiap tahunnya ratusan pendaki menaiki Gunung Everest. Sebagian besar dari mereka dikawal oleh pemandu yang kurang berpengalaman. Akibatnya, banyak dari pendaki yang membuang sampah di sepanjang jalur pendakian agar bisa menghemat energi untuk sampai ke puncak dan kembali ke base camp dalam keadaan hidup. Sampah yang terus ditinggalkan itu kian meningkat, hingga beberapa pendaki menyebut Gunung Everest sebagai tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia.
Pada 2010, sebuah tim khusus pendaki membawa turun dua ton sampah dari ketinggian 24 ribu kaki atau tujuh kilometer. Tahun lalu, sejumlah pendaki mengumpulkan dan membawa turun empat ton sampah. Di tahun ini, Asosiasi Mountaineering dan mantan pendaki khawatir bila jumlah sampah yang bisa dibawa turun dari puncak Everest akan sangat sedikit. Sebab, suhu sangat dingin.
"Mulai sekarang, satu pendaki wajib membawa turun delapan kilogram sampah, tidak termasuk botol oksigen kosong mereka sendiri dan kotoran manusia," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata Nepal, Madhusudhan Burlakoti. (Lihat juga: Wanita Ini Menyelamatkan Tiga Pendaki dari Amukan Sherpa).
Setiap pendaki akan menjalani pemeriksaan di base camp perihal berapa jumlah sampah yang diangkutnya. Bila ia gagal membawa turun delapan kilogram sampah, Pemerintah Nepal bakal melarangnya mendaki Everest pada tahun berikutnya. "Kami tidak akan berkompromi dengan hal itu," kata Burlakoti. "Bila lalai, hukuman serius akan datang."
NEW YORK TIMES | GUARDIAN | TIME | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Putin Serukan Militer Kembali ke Barak
Rusia Mengakui Intervensi Atas Permintaan Ukraina
Rusia Intervensi Ukraina, Apa Tindakan Amerika?
KPK Thailand Dibom
Intervensi Ukraina, Amerika Bekukan Ekonomi Rusia