Sejumlah demonstran berlari saat ditembakan gas air mata saat bentrok dengan polisi anti huru hara ketika protes terhadap pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas (12/2). Seorang demonstran tewas dalam protes anti-pemerintah di Caracas pada Rabu. REUTERS/Jorge Silva
TEMPO.CO, Karakas – Pemimpin oposisi Venezuela, Leopondo Lopez, menyerahkan diri kepada pihak berwajib pada Selasa, 18 Februari 2014. Pria berusia 42 tahun ini buron dan diburu polisi selama seminggu terakhir karena dituduh menjadi dalang aksi terorisme dan pembunuhan dalam kerusuhan anti-pemerintah yang ia pimpin pada 12 Februari lalu.
Sebelum menyerahkan diri, Lopez berjalan melewati ribuan pendukungnya yang membentuk pawai di tengah kota. “Kita hidup di dalam zaman yang gelap ketika penjahat dihargai dan mereka ingin memenjarakan rakyat Venezuela yang ingin damai dan ingin perubahan demokratis,” katanya di tengah pawai tersebut, seperti dikutip dari New York Times.
Lopez telah memimpin pemprotes yang menyerang pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Mereka menuntut Maduro segera memperbaiki kejahatan yang merebak dan kondisi perekonomian Venezuela yang memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Ribuan pendukung Lopez yang menentang perburuan pemimpinnya ini memenuhi Plaza Brion di Karakas. Mereka berjanji akan mengambil tindakan jika pemerintah terus berusaha menahannya.
Namun, Lopez tampak tenang. Dengan pakaian putih-putih, ia muncul di tengah kerumunan dan memanjat patung pahlawan kemerdekaan Cuba, Jode Marti, dengan satu bendera Venezuela di tangannya.
Setelah menyampaikan pesan singkat kepada para pendukungnya, ia lantas berjalan tenang dan menyerahkan diri kepada Garda Nasional. “Saya menyerahkan diri kepada peradilan yang lalim dan korup,” serunya.
Sorak sorai pendukung Lopez tak terbendung. Ia sampai meminta mereka untuk tenang sementara ia terus berjalan. Lopez berharap penyerahan dirinya bisa membangkitkan rakyat dan akhirnya membuat pemerintah memperbaiki negara ini.
ANINGTIAS JATMIKA | WASHINGTON POST | NEW YORK TIMES