TEMPO.CO, Jakarta - Edward Snowden, mantan ahli komputer di National Security Agency Amerika Serikat, terpilih menjadi rektor-mahasiswa Universitas Glasgow. Ia menarik perhatian publik setelah membocorkan sejumlah dokumen rahasia lembaga itu pada pertengahan tahun lalu.
Lewat dokumen yang disebarnya ke sejumlah media besar di Amerika Serikat dan Eropa, Snowden mengungkap adanya sejumlah program penyadapan massal yang dilakukan NSA, seperti PRISM, XKeyscor dan Tempora. Penyadapan ini meliputi jaringan komunikasi hingga layanan Internet di banyak negara, seperti Brasil, Jepang, Jerman, dan Italia.
Menurut Wikileaks, Snowden memiliki latar belakang pendidikan di John Hopkins University di Amerika Serikat pada bidang komputer. Namun, juru bicara kampus itu mengatakan Snowden, 30 tahun, tidak terdaftar sebagai mahasiswa. Dia diperkirakan pernah mengikuti program Advanced Career Technologies yang dinaungi John Hopkins University.
University of Maryland mengatakan Snowden kemungkinan mengikuti sekolah musim panas di salah satu cabang kampus itu di Asia. Resume Snowden juga menunjukkan bahwa dia akan menerima gelar master keamanan komputer dari University of Liverpool pada tahun lalu sebelum kasusnya mencuat.
Juru bicara University of Liverpool mengatakan Snowden mengikuti kelas program keamanan komputer pada 2011, tetapi tidak menyelesaikan kuliahnya. Menurut seorang rekannya di NSA, Snowden termasuk orang yang pintar di antara orang pintar lainnya. Ini membuatnya bisa mendapatkan berbagai akses milik atasannya dengan memberikan kesan keterampilan yang lebih dibanding lainnya.
Snowden kembali menarik perhatian publik setelah terpilih sebagai rektor-mahasiswa di University of Glasgow di Skotlandia meski tidak pernah berkuliah di sana. Namun, dia bukan orang pertama yang menjabat posisi ini secara simbolik.
Aktivis Winnie Mandela terpilih pada 1987 lalu dan aktivis anti-Apartheid Albert Lutuli juga terpilih pada 1962. Keduanya memang tidak menjalankan tugas-tugasnya karena hanya berstatus simbolik saja.
WIKIPEDIA | BUDI RIZA
Berita terkait
Penyelenggara Pesta di Depok Mengaku Ingin Rayakan Ulang Tahun
8 Juni 2022
Penjaga rumah menyebut peserta pesta di Perumahan Pesona Depok Estate 2, yang disebut sebagai pesta bikini, merupakan mahasiswa dan pelajar
Baca SelengkapnyaHarga Tiket Pesta Bikini di Depok Mencapai Rp 8 Juta
8 Juni 2022
Harga tiket untuk mengikuti pesta bikini di Perumahan Pesona Khayangan, Kota Depok, bisa mencapai lebih dari Rp8 juta per orang.
Baca SelengkapnyaPenggerebekan Party di Depok, Kasat Reskrim: Bukan Pesta Bikini, Hanya Joget
6 Juni 2022
Polres Metro Depok buka suara soal penggerebekan pesta bikini di sebuah perumahan.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya Gerebek Pesta Bikini di Depok, Peserta Hampir 200 Orang
6 Juni 2022
Polisi meminta keterangan penyelenggara pesta bikini di Depok karena mengadakan pesta di perumahan dengan jumlah massa banyak tanpa izin.
Baca SelengkapnyaPolda Jatim Selidiki Kolam Renang yang Ditutup karena Bikini
25 Februari 2016
Polda Jatim menanyakan menanyakan kenapa kolam Gua Pote ditutup.
Baca SelengkapnyaPesta Seks di Ritz-Carlton, Nomor Kontak Panitia Tak Aktif
21 Desember 2015
Polisi memastikan berita acara itu hoax.
Baca SelengkapnyaPesta Seks di Ritz-Carlton? Polda Metro Jaya: Itu Hoax
21 Desember 2015
Informasi soal pesta seks di Ritz-Carlton beredar melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaDelapan Sekolah Cabut Laporan Soal Pesta Bikini
1 Juli 2015
Ada dua sekolah lagi yang belum damai, yakni SMA Muhammadiyah Rawamangun dan SMA Alkamal.
Baca SelengkapnyaBaru Delapan Sekolah Cabut Laporan Pesta Bikini
1 Juli 2015
Ada dua sekolah lagi yang belum mencabut laporannya.
Baca SelengkapnyaPesta Bikini SMA, Polisi Periksa Kepala Sekolah
5 Mei 2015
Kasus pencemaran nama baik dalam iklan pesta bikini bisa diselesaikan secara damai.
Baca Selengkapnya