Rusuh di Kamp Pencari Suaka Australia, Satu Tewas  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 18 Februari 2014 12:00 WIB

Petugas mengikat dan menyegel sekoci penyelamat berwarna oranye yang digunakan Australia untuk mengirim kembali imigran gelap ke Indonesia di Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (7/2). 34 imigran asal Iran, Pakistan, dan Bangladesh yang berada dalam sekoci berhasil diamankan petugas saat terdampar di Pangandaran. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Canberra - Satu orang pencari suaka tewas dan 77 lainnya mengalami luka-luka di malam kedua kekerasan di pusat penahanan imigrasi Australia di Papua Nugini. Menurut Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison, korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit dengan cedera di kepala.

Tiga belas orang menderita luka serius, termasuk dua orang yang sedang dipindahkan ke Australia untuk perawatan. Satu di antaranya mengalami luka tembak.

"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya di mana orang memutuskan untuk memprotes dengan cara yang sangat kejam dan menempatkan diri mereka dalam risiko besar," kata Morrison.

Kerusuhan terjadi Pulau Manus. Insiden di luar pusat penahanan itu, katanya, adalah domain polisi Papua Nugini.

Ian Rintoul dari Refugee Action Coalition mengatakan bahwa para tahanan di Pulau Manus menyatakan kepadanya bahwa penduduk setempat dan polisi memasuki kamp dan menyerang mereka. Peristiwa terjadi setelah seharian pecah ketegangan. Kekerasan terjadi setelah sejumlah tahanan melarikan diri dari pusat penahanan pada hari Minggu.

Morrison mengatakan kematian pencari suaka sebagai "tragedi besar". "Kami tidak tahu apa yang terjadi di luar pusat penahanan dan yang jelas akan menjadi subjek dari penyelidikan atas kematian orang itu," katanya.

Pencari suaka, terutama dari Afganistan, Sri Lanka, Irak, dan Iran, ditangkap saat dalam perjalanan ke Pulau Christmas Australia dengan kapal reyot dari Indonesia. Jumlah kapal meningkat tajam pada tahun 2012 dan awal tahun 2013.

Pemerintah Australia melakukan pemrosesan terhadap mereka di lepas pantai di Nauru dan Papua New Guinea. Kondisi di kamp-kamp penahanan di sana dianggap sangat tak layak oleh badan-badan PBB dan kelompok hak asasi manusia. (Baca: Sudah 2 Sekoci Imigran Usiran Australia Ditemukan)

Tony Abbott, yang memimpin pemerintahan koalisi Liberal-Nasional dan terpilih pada September 2013, memperkenalkan Operasi Sovereign Borders, menempatkan militer dalam kontrol operasi pencari suaka. Pada Januari muncul laporan mereka mengembalikan perahu imigran gelap ke Indonesia, hal yang dianggap melanggar hukum internasional. (Baca:Pengusiran Imigran, Australia Provokasi Indonesia)

BBC | TRIP B

Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya