KPU Thailand Usulkan Pemilu Baru  

Reporter

Editor

Raju febrian

Selasa, 11 Februari 2014 18:39 WIB

Sejumlah warga menunjukan kartu identitasnya agar dapat mengikuti Pemilu di kantor distrik Dindaeng yang ditutup oleh massa oposisi di Bangkok, Thailand (2/2). Pemilu ini diwarnai bentrokan antara dua massa pendukung pemenintah dan oposisi. (AP Photo/Wason Wanichakorn)

TEMPO.CO, Bangkok - Komisi Pemilihan Umum Thailand pesimistis pemilihan anggota parlemen tahap kedua, yang dijadwalkan digelar akhir bulan ini, bisa berjalan lancar. Masih banyak daerah yang dikuasai kelompok anti-pemerintah, yang akan mengganggu pelaksanaan pemungutan suara. Untuk mengantisipasi gangguan ini, KPU mengusulkan digelarnya pemilu baru.


Anggota KPU, Somchai Srisutthiyakorn, mengatakan banyak wilayah yang gagal melaksanakan pemilu tahap pertama 2 Februari lalu. Akibatnya, kuota anggota parlemen Thailand yang seharusnya berjumlah 650 tidak akan terpenuhi. Efek lanjutannya, parlemen tidak bisa memilih perdana menteri untuk membentuk pemerintahan baru.


“Jika situasinya terus seperti ini, pemilu yak mungkin bisa berjalan dan kita takkan bisa mendapatkan 95 persen anggota parlemen seperti yang dibutuhkan,” kata Somchai Srisutthiyakorn kepada Reuters, Selasa, 11 Februari 2014.


“Kita sepertinya harus mengorbankan pemilu kali ini, dan membuat yang baru. Pemerintah harus mengumumkan pemilu baru dan mendapat persetujuan raja Bhumibol Adulyadej,” katanya.


Ia mengatakan pemilu, menurut undang-undang di Thailand, seharusnya dilakukan secara serentak di seluruh penjuru negara. Dengan demikian, menggelar pemilu tahap kedua adalah tindakan yang tidak sah. Pemerintah sementara, pimpinan perdana menteri Yingluck Shinawatra, meminta KPU segera menghitung dan mengesahkan pemilu tahap pertama.


Advertising
Advertising

Somchai meragukan hal itu akan diterima semua pihak. Komite Reformasi Rakyat Demokratik (PDRC) telah menolak mengakui pemilu lalu. “Saya pergi ke 12 dari 14 provinsi di selatan dan PDRC di sana benar-benar tidak akan bekerja sama. Mereka benar-benar menentang pemilu,” katanya.


REUTERS | BANGKOK POST | RAJU FEBRIAN

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya