Edward Snowden, seorang analis intelijen Amerika Serikat berusia 29 tahun, telah mengungkapkan dirinya sebagai sumber yang mengungkapkan telepon rahasia pemerintah Ameriksa Serikat dan program pengawasan internet. AP/The Guardian
TEMPO.CO, Los Angeles - Pembocor dokumen-dokumen rahasia badan intelijen Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden, ternyata menggunakan piranti murah dan bisa diakses secara umum untuk menjarah data jaringan NSA. Hal tersebut lantas menimbulkan pertanyaan bagaimana NSA tak bisa mendeteksi pencurian data oleh Snowden.
Hasil penyelidikan pejabat NSA mengungkapkan ribuan dokumen yang dibocorkan Snowden ternyata menggunakan perangkat lunak bernama Web Crawler. Perangkat ini dirancang untuk mencari, mengindeks, dan mem-backup fail rahasia di situs NSA.
Aktivitas yang dilakukan ini tentu memicu pertentangan di antara pejabat NSA. Namun Snowden meyakinkan mereka bahwa apa yang dia lakukan ini sah dan hanya bertujuan sebagai proses penyimpanan dan pengamanan data.
"Kami tidak percaya ini dilakukan sesorang yang duduk di depan mesin dan mengunduh banyak materi secara bertahap," kata seorang pejabat NSA yang enggan disebutkan namanya, Senin, 10 Februari 2014. Proses pengunduhan, kata pejabat itu, terbilang "cukup otomatis".
Trump Dinilai Tak Punya Kuasa Deklasifikasi Dokumen Senjata Nuklir AS
19 Juni 2023
Trump Dinilai Tak Punya Kuasa Deklasifikasi Dokumen Senjata Nuklir AS
Pakar keamanan menilai Donald Trump tidak memiliki otoritas hukum untuk mendeklasifikasi dokumen terkait senjata nuklir Amerika Serikat, bahkan ketika dia menjadi presiden.