Warga memeriksa kondisi lokasi yang baru diserang lewat udara oleh tentara pendukung presiden Suriah Bashar al-Assad di kawasan Duma, Damaskus (7/1). REUTERS/Bassam Khabieh
TEMPO.CO, Damaskus - Sebuah laporan yang dirilis seorang pembelot dan tiga bekas jaksa internasional menyebutkan, pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah membunuh dan menyiksa sekitar 11.000 orang.
Laporan, yang diangkat oleh pemerintah Qatar dan dirilis pada Selasa, 21 Januari 2013, ini menaklik ribuan foto yang disebut diselundupkan keluar dari Suriah oleh seorang bekas fotografer polisi militer.
Bukti yang dipertontonkan melalui foto itu menjadi bukti yang jelas bahwa ada korban kelaparan, penyiksaan, dan pemukulan serta mayat-mayat kurus yang bergelimpangan penuh luka memar.
"Gambar itu menunjukkan secara jelas adanya pembunuhan sistematis melalui penyiksaan dan mutilasi tubuh korban," ucap Desmond de Silva, bekas kepala jaksa pengadilan khusus untuk Sierra Leone.
Laporan tersebut ditulis oleh Desmond de Silva, bekas kepala jaksa pengadilan khusus untuk Sierra Leone; Geoffrey Nice, bekas jaksa dalam pengadilan mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic; dan David Crane, jaksa yang mengajukan tuntutan terhadap Presiden Liberia, Charles Taylor.
Laporan itu menyodorkan bukti dari ahli patologi forensik, antropolog yang mengivestigasi kuburan massal di Kossovo, serta ahli foto digital. De Silva mengatakan, "Laporan tersebut memperlihatkan bukti adanya industri pembunuhan oleh rezim Suriah."
Pembelot, yang hanya diidentifikasi bernama Caesar, membawa 55.000 foto dari 11.000 tahanan yang tewas sejak dimulainya gerakan menggulingkan Assad pada Maret 2011.
Menurut dia, seluruh korban tewas dalam tahanan sebelum dibawa ke rumah sakit militer untuk dipotret. "Foto-foto ini menunjukkan pembunuhan sistematis, penyiksaan, pencongkelan mata, dan pemukulan terhadap para tahanan dalam kurun waktu setahun," kata De Silva.