Bekas PM Aljazair Ikut Pemilu Presiden 2014
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 20 Januari 2014 17:18 WIB
TEMPO.CO, Aljir - Bekas Perdana Menteri Aljazair, Ali Benflis, mengumumkan bakal bertarung dalam pemilihan presiden April 2014. Dia mengaku mendapatkan dukungan yang cukup jika presiden inkumben Abdelaziz Bouteflika memutuskan tidak maju lagi.
Benflis, 70 tahun, yang pernah kalah dalam pemilihan presiden 2004 oleh Bouteflika, pada Ahad, 19 Januari 2014, mengumumkan kepada publik mengenai pencalonannya seraya berjanji akan memerangi korupsi dan memberdayakan pemuda dalam pemerintahannya.
Bekas pemimpin partai berkuasa Aljazair, FLN, ini menyampaikan pengumuman dirinya di sebuah hotel di Aljir, tempat dia menghantam sejumlah skandal korupsi yang menodai pemerintahan karena melibatkan pejabat dan sekutu dekat Bouteflika, termasuk bekas Menteri Energi.
"Permasalahannya tidak hanya pada korupsi di pemerintahan, tapi juga korupsi politik, lembaga yang memberikan jaminan impunitas," ucapnya kepada wartawan. "Negeri ini milik kaum muda dan harus diletakkan di (pundak) mereka."
Sementara itu, Bouteflika, 76 tahun, yang menjadi Presiden Aljazair untuk ketiga kalinya selama 15 tahun, tidak menyatakan bakal tampil kembali dalam pemilu April 2014 saat kembali dari Paris untuk berobat. Dia dikabarkan melakukan check up kesehatan menyusul stroke yang menimpanya tahun lalu. Sejumlah kritik menyebutkan agar dia tak ikut pemilu mengingat penyakit yang dideritanya.
Meskipun demikian, pencalonan Bouteflika, jika hal itu memang benar terjadi, bakal melenyapkan peluang Benflis memperoleh dukungan cukup dalam pemilihan presiden, kendati dia didukung oleh partai berkuasa, partai pesatuan, dan kelompok kunci lainnya.
Lingkaran dalam Bouteflika mengatakan, dia merupakan penjamin keamanan terbaik dan stabilisator Aljazair. "Kami yakin, dia (Bouteflika) bakal maju dalam pilpres April 2014."
Sejak merdeka dari Prancis pada 1962, para pengamat mengatakan, Aljazair telah diperintah dari balik layar oleh kader generasi Ketua Partai FLN dan veteran militer yang dikenal sebagai "Le Pouvoir" alias "Penguasa".
Kendati kaya minyak, ekonomi Aljazair membutuhkan reformasi dan liberalisasi untuk mendapatkan perhatian investor asing setelah bertahun-tahun pemerintah pusat memegang kontrol dan birokrasi. Hampir seluruh pemimpin Aljazair berasal dari generasi yang berperang melawan Prancis dari 1954 hingga 1962. Dalam statistik kependudukan menujukkan 70 persen dari 38 juta penduduk Aljazair berusia di bawah 30 tahun.
AL JAZEERA | CHOIRUL