Tentara Israel berjaga di dekat peluncur roket Patriot di kota Haifa, Israel (28/8). Pemerintah israel bersiaga menyusul kemungkinan serangan militer ke negaranya terkait konflik politik Suriah. (AP Photo/Tsafrir Abayov)
TEMPO.CO, Copenhagen - Carmi Gillon, mantan direktur badan intelijen domestik Israel, Shabak, terpaksa segera kabur dari Denmark menyusul adanya gugatan resmi yang menuduhnya melakukan kejahatan penyiksaan dan kebrutalan terhadap tahanan Palestina.
Menurut Arabs48 edisi 12 Januari 2014, Gillon menghadiri Festival Film Yahudi di Copenhagen ketika ia mengetahui bahwa sebuah organisasi pro-Palestina telah mengajukan pengaduan hukum terhadap dia kepada polisi Denmark. Isi tuntutannya adalah agar polisi menangkap Gillon.
Gillon dilaporkan telah meninggalkan negara itu dengan buru-buru untuk menghindari penahanan. Selain sebagai eks direktur Shabak, ia juga mantan duta besar Israel untuk Denmark.
Kantor Kejaksaan Denmark menolak pengaduan hukum terhadap Gillon ini karena kurangnya bukti. Tuntutan hukum serupa juga pernah disampaikan oleh anggota parlemen Denmark dan beberapa korban penyiksaan aparat keamanan Israel pada tahun 2002. Upaya ini juga ditolak oleh aparat penegak hukum Denmark.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.