Dikepung Demo, Kehidupan Bangkok Berjalan Normal

Reporter

Editor

Raju febrian

Rabu, 15 Januari 2014 00:03 WIB

Pendemo anti pemerintah membawa poster bertuliskan "Shutdown Bangkok" saat bergabung dengan para pendemo yang sedang memblokade persimpangan jalan utama di Bangkok (13/1). Massa anti pemerintah memblokade jalan-jalan protokol dalam aksi masa besar-besaran untuk menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok - Aksi demonstrasi anti pemerintah di kota Bangkok selama dua hari terakhir ternyata tak membuat ibukota Thailand itu sepenuhnya lumpuh. Meski banyak jalan utama, kantor pemerintahan, dan pertokoan ditutup namun kehidupan warga berjalan normal.


"Sebetulnya aksi berlangsung damai, kita tak perlu khawatir. Para demonstran terlihat santai, mendengarkan orasi, meniup peluit bareng-bareng, atau pawai keliling kota," kata Irene Dyah, warga Indonesia yang tinggal di Sukhumvit Soi 20, dekat perempatan Asok yang menjadi salah satu lokasi aksi demonstrasi kepada Tempo, Selasa, 14 Januari 2014.


Irena mengatakan fasilitas umum untuk peserta demo lumayan komplit. Tenda makanan gratis bertebaran dimana-mana, selain itu juga ada toilet, posko kesehatan, dan ambulans.


Jalanan, terutama di sekitar lokasi demo, memang lengang karena sebagian besar ditutup. Sebagian besar warga Bangkok memilih tidak menggunakan mobil dan berganti ke kereta api atau ojek sebagai transportasi.


Menurut Irene beberapa keduataan besar sudah memberikan himbauan warganya untuk menjauhi lokasi demontrasi. Beberapa kedutaan bahkan melakukan antisipasi. Kedutaan Amerika Serikat menyarankan warganya menyimpan bahan makanan. "Kalau Jepang meliburkan sekolahnya, meski sebenarnya lokasinya jauh dari tempat demo," kata Irene.


Advertising
Advertising

Komite Reformasi Rakyat Demokratik (PDRC) sejak Senin, 13 Januari 2014, menggelar aksi yang disebut "Bangkok Shutdown". Mereka menggelar aksi di beberapa jalan utama, persimpangan, dan memblokade beberapa gedung pemerintahan. Pimpinan PDRC, Suthep Thaugsuban, mengatakan aksi akan terus dilakukan hingga perdana menteri sementara Yingluck Shinawatra mundur.


PDRC meminta Yingluck untuk mundur dari jabatannya. Mereka juga menolak pelaksanaan pemilihan umum yang sudah ditetapkan pada 2 Februari mendatang. "Kami akan terus menggelar aksi sampai Yingluck mundur," kata Suthep.


REUTERS | RAJU FEBRIAN

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya