Shutep Targetkan Tutup Semua Kantor Pemerintahan  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 14 Januari 2014 15:42 WIB

Masa anti pemerintah menerikan slogan saat menutup sebuah persimpangan jalan utama di pusat kota Bangkok, Thailand (13/1). Aksi masa besar-besaran yang dimulai hari ini dikhawatirkan akan terus berlanjut dan membuat negara ini terseret dalam perang saudara. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok - Demonstran anti-pemerintah yang berusaha menggulingkan pemerintah Thailand memperketat blokade di sekitar kantor kementerian, Selasa, 14 Januari 2014. Faksi garis keras juga mengancam akan menyerbu kantor bursa saham, sementara persimpangan utama di Ibu Kota Bangkok tetap diblokir.

"Dalam dua atau tiga hari ke depan, kita harus menutup setiap kantor pemerintahan," kata pemimpin Gerakan Sipil untuk Demokrasi, Shutep Thaugsuban, kepada pendukungnya. Gerakan Sipil untuk Demokrasi adalah organisasi yang mengkoordinasi unjuk rasa anti-pemerintah sejak November 2013 lalu, yang menargetkan Perdana Menteri Thailand Caretaker Yingluck Shinavatra untuk mundur.

"Jika kita tidak bisa, kita akan menahan Perdana Menteri dan menteri lainnya. Kita akan mulai dengan memotong suplai air, listrik, dan rumah mereka. Saya sarankan mereka mengungsikan anak-anak mereka," kata Shutep.

Meskipun Bangkok terlihat tenang dan puluhan ribu demonstran tetap meriah, analis mengatakan bahwa ruang lingkup untuk penyelesaian damai atas krisis ini makin menyempit. "Saat pengunjuk rasa anti-pemerintah mengintensifkan tindakan, risiko kekerasan di seluruh negara terus berkembang dan signifikan," demikian laporan International Crisis Group (ICG).

Kementerian dan bank sentral telah dipaksa untuk beroperasi dari kantor cadangan setelah pengunjuk rasa memaksa karyawannya tak bekerja. Demonstran berbaris secara damai dari tujuh kamp protes besar mereka ke sejumlah kementerian, kantor bea cukai, badan perencanaan, dan badan-badan negara lainnya, Selasa, 14 Jannuari 2014, untuk melumpuhkan pemerintahan.

Sebuah kelompok mahasiswa yang beraliansi dengan Gerakan Sipil untuk Demokrasi juga mengancam akan menyerang bursa saham. Pemimpin faksi mahasiswa, Nitithorn Lamlua, mengatakan kepada pendukungnya pada Senin, 13 Januari 2014, bahwa itu merupakan "sistem kapitalis jahat yang memberikan jalan bagi Thaksin Shinavatra untuk menjadi miliarder."

Seorang juru bicara Gerakan Sipil untuk Demokrasi mengatakan, bursa bukan salah satu target mereka. "Kami tidak akan mengepung tempat-tempat yang menyediakan layanan untuk masyarakat umum, termasuk bandara, bursa efek, dan kereta api. Namun, kami akan memblokir kantor-kantor pemerintah untuk menghentikan mereka melakukan fungsinya," kata Akanat Promphan kepada pendukungnya.

Jarumporn Chotikasathien, Presiden Bursa Efek Thailand, mengatakan kepada Reuters bahwa tindakan darurat telah disiapkan untuk mengamankan tempat dan sistem perdagangan negara ini. Perdagangan normal pada pagi hari dengan indeks sedikit turun pada waktu istirahat tengah hari.

Demonstrasi anti-pemerintah ini dilakukan sejak November 2013 lalu. Pemicu awalnya adalah usulan pemerintah untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang Amnesti. Jika itu dikabulkan, akan membuat eks Perdana Menteri Thailand Thaksin Sinavatra bisa pulang ke negaranya, meski pernah dijerat kasus korupsi. Rancangan itu akhirnya ditolak, tapi massa anti UU Amnesti itu kemudian berganti menjadi massa anti-pemerintah.

REUTERS | ABDUL MANAN

Berita Terpopuler
Akil Timbun Dolar di Tembok Ruang Karaoke
Ngotot Minta Duit, Akil Nge-PING!
BBM Akil Sebut Setya Punya Urusan Bisnis di Jatim
Begini Cara Jokowi Cegah Istana Kebanjiran
Pelat Nomor Lamborghini Syahrini Palsu
Jokowi Dielukan di Mangga Dua
Urusan Makan Anas Urbaningrum Bisa Bikin Repot KPK
Siapa Penghancur Demokrat Versi Marzuki Alie?
Apa yang Mendorong Bakrie Beli Path ?
Apa Motif Lelaki Ini Melempari Anas Urbaningrum?



Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya