Warga Palestina membakar poster bergambar wajah Ariel Sharon saat merayakan kabar kematiannya di Khan Younis, Jalur Gaza (11/1). Sebagian warga Palestina membagi-bagikan makanan ringan kepada pejalan kaki dan pengendara motor untuk merayakan kematian Sharon. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
TEMPO.CO, Jerusalem – Sementara ribuan warga Israel datang melayat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, suara-suara sumbang justru terdengar di luar Israel. Sebagian orang justru berpendapat bahwa Sharon lebih tepat disebut sebagai sebuah musibah daripada berkah.
Dilaporkan Washington Post, Senin, 13 Januari 2014, sejumlah pemuda Palestina di kamp pengungsi Khan Younis membakar foto Sharon dan membagikan permen sebagai perayaan kematian pria berusia 85 tahun ini. Seorang pemimpin Partai Fatah di Ramallah menyebutnya sebagai penjahat perang. Seorang juru bicara kelompok Islam Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, juga mengatakan tangan Sharon telah "berlumuran darah Palestina".
Sharon, meninggal pada usia 85 tahun pada Sabtu, 11 Januari 2013. Sharon meninggal dalam perawatan di Sheba Medical Center di luar ibu kota Tel Aviv.
Jenazahnya kini disemayamkan di gedung parlemen Israel, Knesset, sebelum dimakamkan di peternakan miliknya, Shikmim, Israel siang nanti, Senin 13 Januari 2014. Sebelum dimakamkan, akan ada acara penghormatan terakhir bagi mantan pemimpin militer dan tokoh politik di Israel ini.
Berikut Deretan Perdana Menteri Israel dengan Kebijakan yang Kontroversial
7 Juli 2023
Berikut Deretan Perdana Menteri Israel dengan Kebijakan yang Kontroversial
Israel kembali meluncurkan serangan masif pada 3 Juli lalu terhadap kamp pengungsi Jenin, yang merupakan markas militan Palestina di wilayah West Bank. Seperti dilansir dari laman reuters.com, serangan tersebut menewaskan 12 warga Palestina yang tewas akibat bentrok bersenjata dengan militer Israel.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.