Demonstran menyerukan semboyan selama bentrokan dengan polisi di Gaibandha, Bangladesh, Minggu (5/1). Dengan kurang dari setengah dari 300 kursi yang diperebutkan, para pemilih memberikan suara di tengah pengamanan ketat dalam pemilihan parlemen di Bangladesh. REUTERS/Stringer
Gelombang protes, menurut komisi pemilihan Bangladesh, seperti dilansir India Times, menyebabkan pemungutan suara mengalami penundaan di hampir 400 tempat pemungutan suara.
Di antara protes dan seruan boikot itu, polisi mengatakan terpaksa melepaskan tembakan kepada mereka yang mencoba membakar dan mencuri surat suara. Sebelumnya, pada Sabtu malam, lebih dari 150 tempat pemungutan suara, yang sebagian besar berada di sekolah setempat, dibakar oleh para demonstran dan aktivis oposisi.
Partai oposisi terbesar, Partai Nasionalis Bangladesh, dan sekutunya telah melakukan pemogokan umum selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Mereka mendesak agar pemilu sebaiknya ditiadakan jika tidak diawasi oleh tim independen. Namun, tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah Banglades.
Serangkaian insiden terkait dengan pemilu telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir di Banglades. Setidaknya 100 orang tewas dalam rangkaian kekacauan ini. Hal ini membuat gerah kelompok sipil lokal dan masyarakat internasional, hingga mereka mendesak agar pemerintah menunda pemilu untuk sementara waktu.