Kapal penjaga pantai Italia membawa para korban selamat setibanya di pelabuhan Lampedusa, Italia, Kamis (3/10). Sebuah kapal yang mengangkut imigran Afrika terbakar dan tenggelam di perairan pulau Lampedusa. AP/Nino Randazzo, Health Care Service, HO
TEMPO.CO, Tel Aviv – Puluhan ribu pencari suaka asal Afrika melakukan unjuk rasa besar-besaran di Rabin Square, Tel Aviv. Para pengunjuk rasa ini mengkritik penolakan Israel terhadap mereka. Selama ini, mereka hanyalah dianggap pengungsi bagi Israel dan bekerja secara ilegal dengan gaji yang rendah.
Seperti dilaporkan CNN, sambil meneriakkan, “Kebebasan, kebebasan, bukan penjara,” para pencari suaka ini mendesak Israel untuk segera menghentikan penangkapan dan segera mengabulkan permohonan suaka mereka.
Diperkirakan setidaknya ada 50 ribu pengungsi dan pencari suaka dari Afrika yang tinggal di Israel. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari penganiayaan yang terjadi di daerah asal mereka, seperti Sudan dan Eritrea.
Ancaman terhadap kehidupan merekalah yang akhirnya mendorong para pencari suaka ini untuk melakukan perjalanan berbahaya melalui rute penyelundup ke Israel. Sebagian besar dari mereka menyeberangi Semenanjung Sinai, yang dikenal sebagai sarang penculikan dan pengambilan organ.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.