Demonstran Robohkan Patung Lenin di Kiev Ukraina

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 9 Desember 2013 22:02 WIB

Vladimir Lenin. Foto: wikimedia.org

TEMPO.CO, Kiev - Vladimir Ilyich Lenin didepak dari singgasananya, hancur berkeping-keping, setelah dipalu oleh ratusan demonstran anti-pemerintah di Kiev, Ukraina, Minggu 8 Desember 2013. Demonstrasi besar ini digelar sebagai bentuk kemarahan massa atas penolakan Presiden Ukraine Viktor Yanukovich untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Uni Eropa.

"Ini adalah revolusi besar Ukraina," teriak seorang pria yang memanjat ke tempat patung Lenin untuk memasang bendera Ukraina dan Uni Eropa. Di bawahnya, kerumunan massa berteriak memberikan dukungan, menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina, dan bergegas mengumpulkan souvenir dari potongan batu pemimpin revolusi Bolshevik itu.

"Tentu saja akan menyenangkan untuk menyingkirkannya dengan cara yang lebih beradab," kata pria 36 tahun, Mykola Boiko, yang menggenggam potongan sebesar apel dari patung Lenin. "Tapi dia seorang pembunuh massal. Ini seperti memiliki sebuah monumen untuk Hitler di kota Anda. Saya senang patung itu hilang."

Kepala Lenin yang terpenggal kembali muncul beberapa jam di alas tempat patung itu berada sebelumnya, di mana demonstran memotretnya sebelum sekelompok pemuda memukulinya dengan palu. "Kami tidak bermusuhan dengan orang-orang Rusia, kami menentang Lenin dan Putin," teriak seorang demonstran sebelum menghantamkan palu ke kepala Lenin.

Sebelumnya, kelompok oposisi mengancam melakukan aksi jalan kaki ke istana presiden dan mengurung Yanukovych di dalamnya jika ia tidak memecat perdana menterinya, Mykola Azarov, dalam waktu 48 jam.

Ratusan ribu orang berdesakan di Independence Square dan jalan-jalan di dekatnya, Minggu 8 Desember 2013, sembari meneriakkan "Ukraina adalah Eropa!" Mereka meminta Yanukovych mengundurkan diri.

Sejak Minggu lalu, ketika para pengunjuk rasa berusaha menyerbu kantor presiden dan polisi anti huru hara menanggapi dengan keras, tidak ada bentrokan yang terjadi. Pemerintah sejauh ini mengambil pendekatan lepas tangan menanggapi aksi protes ini tapi menolak untuk membuat konsesi.

Perdana Menteri Ukraina, Mykola Azarov, selamat dari mosi tidak percaya di parlemen, Selasa 3 Desember 2013 lalu, dan menyebut mereka yang berunjukrasa di alun-alun itu sebagai "Nazi dan penjahat."

Setelah terjadi aksi kekerasan hari Minggu lalu, polisi menarik diri dari pusat kota. Namun, Jumat 6 Desember 2013, polisi memperingatkan bahwa jika dua bangunan diduduki demonstran, termasuk Balai Kota, tidak dikosongkan dalam waktu lima hari, mereka akan melakukan pembersihan secara paksa.

Pada hari Minggu, Eduard Leonov , seorang anggota parlemen dari partai nasionalis Svoboda, duduk di sebuah meja di dalam City Hall yang diberi tanda "Komite untuk pemerintahan sendiri Kiev" dan menggambarkan dirinya sebagai pemimpin gedung ini.

Dia mengatakan, pengunjuk rasa tidak akan menuruti tuntutan polisi. "Pertama, itu adalah perintah ilegal. Anggota parlemen, saya memiliki hak untuk mengadakan pertemuan di mana pun mereka inginkan. Kedua, itu perintah tak bermoral, karena (yang berada di City Hall) ini adalah misi kemanusiaan menyediakan makanan dan baju hangat untuk para demonstran."

Ratusan kasur telah diletakkan di lantai di ruang bertiang utama City Hall, dan sejumlah orang membagi-bagikan makanan, obat-obatan dan pakaian hangat. "Jika pemerintah memutuskan untuk menyerbu gedung ini, tentu saja kami akan menolak," kata Leonov.

Di sisi lain kota Kiev, berlangsung aksi jalan kaki massa pendukung Yanukovych, yang dijaga oleh ratusan polisi anti-huru hara. Kerumunan itu diringi oleh musik pop yang meraung-raung dan terdengar suara menggelegar dari pengeras suara yang menyatakan bahwa pasukan oposisi sedang berusaha untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah yang sah.

Yanukovych bersikap low profile sejak aksi protes terjadi. Ia bahkan terbang ke Cina untuk perjalanan tiga hari pada minggu lalu saat pusat kota Kiev dikepung demonstran. Dia kembali ke Ukraina Jumat 6 Desember 2013, setelah sebelumnya singgah lebih di Rusia untuk bertemu Vladimir Putin.

Rumor pun beredar bahwa keduanya telah sepakat bahwa Ukraina akan bergabung dengan gabungan kepabeanan yang dipim Rusia. Rumor itu memicu kemarahan di Kiev, tapi juru bicara dua negara menolak adanya kabar tersebut.

Rusia dan negara Barat saling melontarkan tuduhan sebagai pihak pihak yang menekan Ukraina. Pada hari Sabtu, 7 Desember 2013, mantan presiden Georgia Mikheil Saakashvili mengatakan kepada kerumunan demonstran di Independence Square bahwa Putin telah melakukan "serangan di sebuah negara yang sepenuhnya berdaulat", dan mencoba untuk mencuri nasib Ukraina dari rakyatnya sendiri.

Alexei Pushkov, Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Rusia balik menyerangnya. "Memang ada serangan yang coba dilakukan terhadap Ukraina, tapi bukan dari Moskow, tapi Brussels," kata dia. Brussel adalah markas besar Uni Eropa.

Yanukovych sebelumnya menegaskan bahwa ia masih ingin berintegrasi dengan Eropa. Tapi, ia tidak bisa menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa karena itu akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada perekonomian negara ini.

Guardian | Abdul Manan

Berita terkait

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

8 Februari 2018

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

Ukraina membuat daftar elektronik nama-nama pria yang tidak bertanggung jawab menafkahi anaknya.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

13 November 2017

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

Gudang senjata di Ukraina meledak, menyebabkan satu orang perempuan cedera.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

27 September 2017

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

Sebelumnya, gudang senjata Ukraina juga meledak pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

8 Mei 2017

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

Menurut Kedutaan Besar Ukraina, negaranya tetap akan mengadakan kontes Eurovision-2017, di tengah perang "hibrid" dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

8 Mei 2017

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

Putri seorang pejabat Ukraina berusia 6 tahun digigit anjing di wilayah Krimea, yang dicaplok Rusia.

Baca Selengkapnya

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

21 Maret 2017

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

Mantan pejabat tinggi di Kementerian Olahraga Ukraina menuai kritik di media sosial setelah mengantar anaknya ke sekolah menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

5 Februari 2017

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

Bentrok senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

2 Februari 2017

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengklaim 54 persen rakyatnya ingin Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca Selengkapnya

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

2 Februari 2017

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

Ukraina dan Rusia terlibat perang terbuka di perbatasan, 13 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

24 Januari 2017

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

Ukraina menyita pesawat kargo berisi peluru kendali anti-tank buatan Rusia yang akan diterbangkan ke Iran.

Baca Selengkapnya