Nelson Mandela mengangkat tropi Piala Dunia di Zurich, Swiss, setelah FIFA mengumumkan bahwa Afrika Selatan terpilih sebagai penyelenggara Piala Dunia 2010, 15 Mei 2004. AP/Michael Probst
TEMPO.CO, Jakarta - Federasi sepak bola dunia, FIFA, menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Nelson Mandela, tokoh pemersatu Afrika Selatan. Dilansir Reuters, FIFA pun menginstruksikan kepada seluruh negara anggotanya untuk mengibarkan bendera setengah tiang untuk mengenang Mandela. Selain itu, pertandingan internasional yang resmi tercatat oleh FIFA juga bakal mengheningkan cipta selama satu menit untuk memberikan penghormatan bagi peraih Nobel Perdamaian 1993 tersebut.
“Ini adalah hari berkabung yang mendalam. Saya memberikan hormat kepada orang yang sangat luar biasa dan humanis terhebat di dunia yang juga teman tercinta kami, Nelson Rolihlahla Mandela,” kata Presiden FIFA Sepp Blatter, Jumat, 6 Desember 2013.
Blatter sendiri sekarang sudah berada di Brazil untuk memimpin proses pengundian grup di Piala Dunia 2014 mendatang. Namun, dia tetap menyatakan kepergian Mandela merupakan kehilangan besar bagi dunia.
Laki-laki asal Swiss itu pun teringat saat pertemuannya dengan Mandela di final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Blatter menyatakan bisa merasakan bagaimana luar biasanya Mandela dan bagaimana dia begitu dicintai oleh publik. Dia pun mengaku terharu dengan momen terakhirnya bersama Mandela tersebut.
“Ketika dihormati dan disambut oleh ribuan orang di Stadion Johannesburg pada 11 Juli 2010. Dia merupakan milik rakyat, begitu dicintai, dan itu adalah pengalaman paling menggugah yang pernah saya alami,” kata Blatter.
Kehadiran Mandela di Stadion Johannesburg tiga tahun lalu menjadi penampilan terakhirnya di depan publik. Sekitar 90 ribu penonton yang memadati pertandingan antara Spanyol melawan Belanda itu memberikan tepuk tangan yang sangat meriah kepada Mandela yang membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangan.
Dia pun pernah bercanda sambutan itu telah membuatnya merasa seperti anak-anak lagi. “Saya merasa seperti anak berusia 15 tahun lagi," kata Mandela ketika itu.
Pemimpin pejuang anti-apartheid yang menjadi presiden pertama melalui proses demokrasi pertama di Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal pada usia 95 tahun. Tokoh yang menjadi simbol rekonsiliasi di seluruh dunia ini berjuang cukup lama melawan penyakitnya. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, ia harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan infeksi paru-parunya.
Pengumuman disampaikan langsung oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma melalui pernyataan kepada pers setempat. Mandela dinyatakan meninggal dunia Kamis kemarin waktu setempat atau Jumat, 6 Desember 2013 dinihari waktu Indonesia.
DIMAS SIREGAR | REUTERS | SOUTH AFRICAN STAR | CNN