TEMPO.CO, Jakarta – Dua menteri strategis Australia berkunjung ke Indonesia secara bersamaan pekan ini. Kunjungan Menteri Pertahanan David Johnston dan kehadiran Menteri Luar Negeri Julie Bishop tampak sebagai upaya pemerintah Australia untuk merangkul kembali kepercayaan yang koyak akibat isu penyadapan terhadap Indonesia.
Menteri Pertahanan Australia David Johnston dijadwalkan akan bertemu dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Jumat, 8 November 2013.
Beberapa media massa Australia, seperti Ninemsn.com.au dan Herald Sun memberitakan Johnston akan ditanyai seputar isu penyadapan.
Purnomo pernah memperingatkan akan merespons dengan keras jika tuduhan bahwa kedutaan besar Australia menjadi bagian dari jaringan mata-mata Amerika Serikat terbukti benar. Namun dia tidak menjelaskan tindakan apa itu.
“Kami tidak ingin memberi pertanda posisi apa yang akan kami ambil,” kata Purnomo seperti dikutip Herald Sun.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Sisriadi menolak memberikan gambaran soal pembicaraan dalam pertemuan. “Saya akan berikan press release besok, datang ya,” demikian pesan singkatnya kepada Tempo, Kamis, 7 November 2013.
Sementara itu di Bali, Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang sedang menghadiri Forum Demokrasi Bali (BDF) VI juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene memastikan adanya pertemuan tersebut pagi ini.
“Kedua negara akan membahas peningkatan hubungan bilateral,” kata Tene. Namun dia menolak berkomentar soal apakah masalah penyadapan juga akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Senin lalu, Marty menyatakan Indonesia berharap Amerika Serikat dan Australia setidaknya menyatakan di hadapan publik bahwa mereka tidak akan melakukan lagi tindakan penyadapan.
Kunjungan dua menteri strategis Australia ke Indonesia tersebut memperlihatkan keinginan negeri Kangguru itu untuk memperbaiki hubungan yang runyam akibat isu penyadapan yang diungkapkan dalam dokumen yang dibocorkan peniup peluit mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Edward Snowden.
Sementara itu dalam pidatonya di Forum Demokrasi Bali, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengecam tindakan penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia. Xanana menyebut penyadapan sebagai pergeseran nilai-nilai demokrasi.
"Penyadapan sudah bergeser dari nilai-nilai demokrasi. Mereka menggunakan sarana komunikasi dengan salah," ujar Xanana kemarin.
Pemimpin Timor Leste itu juga menyebut Amerika Serikat dan Australia tidak tahu malu terlibat dalam aktivitas yang melanggar hak-hak warga negara lain.
Media massa pekan lalu memberitakan klaim bahwa fasilitas pengawasan yang dipasang kedutaan-kedutaan besar Australia di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing dan Dili serta Kuala Lumpur dan Port Moresby, Papua Nugini merupakan jaringan mata-mata Amerika Serikat.
“Entah kita sedang dalam ketidakpercayaan yang ekstrem dimana semua orang adalah musuh potensial, ataukah kita sedang menyaksikan penyalahgunaan teknologi untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, dan bahkan lebih tidak bermoral ketika yang lain lebih kecil dan lemah,” kata Gusmao dalam pidatonya.
HERALD SUN | GUARDIAN | NATALIA SANTI | PUTU HERY
Topik Terhangat
Penembakan Satpam | SBY Versus Jokowi | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar|
Berita Terpopuler
Ini Daftar Para Penerima Dana Haram Hambalang
Curhat Adik Atut: Kenapa Tempo Marah Sekali?
Trik Antisadap Angelina Sondakh Disarankan Ditiru
Ratu Atut Sering 'Malming' di Singapura
Ratu Atut: Betapa Kejamnya Hukuman Media