Begini Cara Australia Atasi `Shutdown` ala Amerika

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 3 Oktober 2013 23:11 WIB

Gedung Kapitol difoto melalui pagar berantai di Washington, Amerika Serikat, Senin (30/9). Sekitar satu juta pegawai pemerintahan AS membuat rencana darurat pada hari Senin jika terjadi 'shutdown' atau penutupan pada tengah malam, dengan serikat pekerja mereka menuntut Kongress untuk segera membuat kesepakatan. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Washington - Krisis politik yang berakhir pada penutupan layanan (shutdown) pemerintah federal tak hanya dialami Amerika Serikat. Pada 1975, Australia pernah mengalami masalah yang sama. Hanya saja, solusi yang dilakukannya tak akan mungkin bisa diterapkan di Amerika Serikat saat ini, tulis Washington Post, Selasa 1 Oktober 2013 lalu.

Saat itu, Perwakilan sah Ratu Elizabeth II di Australia, Gubernur Jenderal Sir John Kerr, memberhentikan perdana menteri Australia dan menunjuk pengganti yang segera meloloskan rancangan undang-undang anggaran belanja pemerintah federal.

Australia, seperti AS, memiliki Senat dan DPR. Pada tahun 1975, keduanya dikendalikan oleh partai yang berbeda. Saat itu DPR telah meloloskan undang-undang anggaran, tetapi Senat --yang dikuasai oposisi-- menolak karena pemerintah dianggap boros saat ekonomi sedang merosot. Partai oposisi yang menguasai Senat mengatakan tak akan meloloskan undang-undang belanja itu kecuali pemerintah memenuhi permintaannya: mempercepat pemilu.

Perdana Menteri Gough Whitlam menolak tuntutan oposisi, sehingga anggaran federal pun tak bisa didanai. Pagi hari 11 November, Whitlam mengumumkan ia akan mengadakan pemilihan awal. Tapi, pemilihannya bukan untuk DPR, melainkan untuk setengah dari kursi Senat --yang dikuasai oposisi.

<!--more-->

Sir John Kerr, sebagai perwakilan resmi Ratu Inggris, yang secara teknis masih berdaulat atas Australia, memanggil Whitlam ke kantornya dan memecatnya pada pukul 13.15 siang. Lima belas menit kemudian, Kerr menunjuk pemimpin Partai Liberal, Malcolm Fraser, sebagai pengganti. Pada sidang pukul 14.00 siang, Fraser berhasil mendapatkan sekutu di Senat untuk menggolkan Undang Undang Belanja Pemerintah Federal.

Partai Buruh yang berkuasa di DPR melawan dengan mosi tidak percaya terhadap Fraser. Pada pukul 16.50, Kerr malah memecat semua anggota parlemen yang membangkang itu. Sebulan kemudian, Australia mengadakan pemilu nasional. Hasilnya, oposisi menang dan menjadi mayoritas di DPR dan Senat.

Gubernur Jenderal Australia tidak biasanya memecat perdana menteri atau melakukan apa-apa. Ini adalah posisi seremonial, karena negara ini masih anggota Negara Persemakmuran. Kerajaan Inggris yang masih memiliki kekuasaan formal terhadap pemerintah Australia pun, hampir tidak pernah benar-benar menggunakannya, kecuali saat pada krisis 1975 itu.

WASHINGTON POST | ABDUL MANAN


Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Amerika Shutdown | Pembunuhan Holly Angela | Edsus Lekra | Info Haji

Berita Terpopuler
KPK Tangkap Akil Mochtar dan Politikus Golkar
KPK Tangkap Ketua MK Akil Mochtar?
Begini Sengketa Pemilu Gunung Mas
Ini Pernyataan Keras Akil Mochtar Soal Korupsi
Akil Mochtar Sudah Diincar KPK

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya