TEMPO.CO, Washington - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Presiden Barack Obama untuk tetap mempertahankan sanksi terhadap Iran saat ini dan mempersiapkan diri untuk menindak keras jika Republik Islam itu tetap mengembangkan senjata nuklir. Permintaan itu dibungkus dengan kata-kata yang lembut dengan tetap menjaga hubungan yang solid dengan Amerika Serikat meski Iran berusaha masuk dalam hubungan itu.
"Saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Anda untuk pekerjaan besar dalam pemberian sanksi untuk menggagalkan Iran dalam menyiapkan senjata nuklir," kata Netanyahu kepada Obama di hadapan wartawan di Kantor Oval, Washington. "Menurut saya, ancaman militer dan sanksi keras yang kredibel adalah formula satu-satunya yang bisa mendatangkan resolusi damai terkait masalah ini."
Obama menjawab permintaan Netanyahu bahwa Amerika sedang menjajaki hubungan yang baik dengan Presiden baru Iran, Hassan Rouhani. Dia menggambarkan bahwa AS akan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan baik. "Kami akan masuk ke dalam perundingan dengan Iran tetap berpikir jernih," katanya.
Hubungan Netanyahu dan Obama agak merenggang saat pemilihan presiden AS 2012. Saat itu, Israel justru mendukung lawan Obama, Mitt Romney dari Partai Republik. Namun setelah Obama terpilih, Netanyahu mulai melakukan pendekatan dan hubungan keduanya kembali mesra.
Jumat lalu, Obama dan Rouhani sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon. Usai komunikasi selama 15 menit itu, Rouhani mengatakan ingin menjalin hubungan baik dengan AS dan berusaha mencari pengurangan sanksi. Israel mengingatkan agar AS berhati-hati untuk memelihara hubungan dengan Iran. Apalagi, menurut Netanyahu, dia mengendus upaya Iran untuk memperdaya AS dan PBB. Yang lebih mengerikan jika rudal itu siap, maka Israel akan menjadi sasaran pertama. "Iran memiliki rencana untuk menyerang Israel," katanya.
Obama mencoba menenangkan kekhawatiran Israel. "Kami akan menguji komitmen Iran melalui diplomasi," kata Obama. "Kita harus melihat apakah sebenarnya mereka serius tentang kesediaan mereka untuk mematuhi norma-norma internasional, hukum internasional, dan resolusi. Kami dengan itikad baik akan mendekati mereka secara diplomatis. Kami akan masuk ke dalam negosiasi ini dengan sangat jernih."
LA TIMES | EKO ARI
Topik Terhangat
Edsus Lekra|Senjata Penembak Polisi|Mobil Murah|Info Haji|Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler
Australia Minta Maaf Soal Impor Sapi
Sejarah Kelam Ludruk Saat Peristiwa 1965
Begini Isi Prinsip 1-5-1 Lekra
PPATK Ungkap Rekening Gendut Pegawai Kemendikbud
KPK: Labora Tak Pernah Beri Data Aliran Uang
Berita terkait
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
31 Januari 2022
Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel
Baca SelengkapnyaBiro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel
31 Mei 2018
Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem
29 Agustus 2017
Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.
Baca SelengkapnyaKesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam
26 Agustus 2017
Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.
Baca SelengkapnyaGereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi
15 Agustus 2017
Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.
Baca SelengkapnyaIsrael akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera
7 Agustus 2017
Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.
Baca SelengkapnyaSensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel
26 Juli 2017
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza
24 Juli 2017
Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza
14 Mei 2017
Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca SelengkapnyaBahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel
9 Mei 2017
Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.
Baca Selengkapnya