Indonesia Serukan Dunia Mengedepankan Diplomasi  

Reporter

Sabtu, 28 September 2013 21:01 WIB

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan posisi Indonesia dalam pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa, New York, Jumat (27/9). Dok Fasmed Kemlu RI

TEMPO.CO, New York – Indonesia menyerukan masyarakat internasional untuk mengedepankan diplomasi untuk menyelesaikan berbagai konflik di dunia. Dalam pidatonya di depan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York, Amerika Serikat, Jumat, lalu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga menyampaikan usulan Indonesia dalam penyelesaian konflik Suriah dan Palestina.



“Konflik di Suriah membutuhkan solusi politik maupun diplomatik,” kata Marty.


Menjawab pertanyaan Tempo, Marty menegaskan bahwa pada kenyataannya berbagai masalah situasi konflik di dunia tidak dapat diatasi semata melalui penggunaan kekuatan.
Di tengah kompleksitas situasi - terdapat tiga hal yang mendesak yaitu, penghentian kekerasan, memfasilitasi bantuan kemanusiaan,dan memulai proses politik yang inklusif yang merefleksikan aspirasi rakyat Suriah.



Indonesia juga menyambut baik terobosan terbaru tentang senjata kimia di Suriah sebagai bukti bahwa diplomasi berjalan baik.



Menurut Indonesia, momentum berikutnya perlu dibangun - Dewan Keamanan PBB harus menjadi pihak yang menyerukan penyelesaian secara damai, mengajak semua pihak yang bertikai untuk bersedia bertemu di meja perundingan. Indonesia juga mendesak agar konferensi Jenewa ke-2 diselenggarakan sesegera mungkin.


Advertising
Advertising


Indonesia juga mengimbau agar penderitaan rakyat Palestina atas ketidakadilan yang sudah berlangsung lama harus dihentikan. Caranya adalah dengan mempertahankan peran diplomasi yang tak kenal lelah untuk memastikan agar Resolusi Sidang Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB dilaksanakan.



Indonesia juga meminta agar agenda perlucutan senjata nuklir yang telah lama terhenti dihidupkan kembali. “Secara khusus, sebagai Co-Presidents dari Article 14 Conference on CTBT, kami mendesak agar perjanjian tersebut segera diberlakukan,” ujar Marty.



Selain mengatasi konflik, diplomasi juga perlu dilakukan untuk pengentasan kemiskinan, pemajuan pembangunan yang berkelanjutan dan pendanaan inklusif, serta upaya mengatasi tantangan perubahan iklim.



Marty juga mengungkapkan upaya negara-negara Asosiasi Asia Tenggara (ASEAN) untuk menjadi kawasan yang senantiasa mengedepankan diplomasi.“Indonesia tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah lelah untuk memastikan peran diplomasi,” kata Marty.



Memanfaatkan Sidang Majelis Umum PBB, Indonesia juga mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara seperti Inggris, Belanda, Australia, Ukraina, Bahrain, dan Amerika Serikat.



Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Jumat, Marty Menlu RI menyampaikan arti penting negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Amerika Serikat untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi keberlanjutan stabilitas keamanan dan kesejahteraan Asia Pasifik.


“Indonesia dan negara-negara ASEAN akan melanjutkan kepemimpinan dalam membangun arsitektur regional di kawasan yang senantiasa mengedepankan stabilitas bersama, keamanan bersama dan kemakmuran bersama,” kata Marty usai pertemuan dengan Kerry.



NATALIA SANTI

Berita terkait

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

7 jam lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

2 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

3 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

4 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

7 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

9 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

9 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya