Seorang pasukan militer Kenya berjaga di sekitar kawasan pusat perbelanjaan yang dijadikan tempat bersembunyi militan Somalia dalam menyandera warga di Nairobi, Kenya, (22/9). REUTERS/Siegfried Modola
TEMPO.CO, NAIROBI-- Drama penyanderaan di Westgate Mall yang terletak di pusat Ibu Kota Nairobi, Kenya, berakhir sudah. Setelah berlangsung selama empat hari, Kementerian Dalam Negeri Kenya Selasa 24 September 2013, memastikan pihaknya telah menguasai pusat perbelanjaan mewah yang sebagian sahamnya dimiliki investor Israel itu. Menteri Dalam Negeri Joseph Ole Lenku menegaskan seluruh penyerang tidak dapat melarikan diri. (Baca: Tidak Ada Korban WNI)
“Kami telah menguasai seluruh lantai. Kami berada di sini bukan untuk mentraktir militan Al-Shahab kue, kami di sini untuk menghabisi mereka,” kata Kepala Kepolisian Kenya, Jenderal David Kimaiyo, dalam akun Twitter-nya.
Sebelum militer dan kepolisian Kenya berhasil menyerbu masuk ke dalam kompleks pusat perbelanjaan itu, terdengar ledakan serta baku tembak. Api dan asap tebal tampak mengepul dari dalam pusat perbelanjan itu. Diduga asap digunakan para pelaku untuk melarikan diri.
Seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada BBC, mereka berhasil menembak mati tiga tersangka dan kini aparat tengah menyisir seluruh lantai untuk mencari tersangka lain.
Laporan sementara polisi Kenya telah menangkap 10 orang untuk ditanyai terkait serangan tersebut, empat diantaranya ditangkap saat masih berada di bandara internasional Jomo Kenyatta di Nairobi.
Namun dua pejabat lainnya mengaku kepada CNN bahwa sejumlah tersangka dan penembak jitu Al-Shahab masih berada di dalam pusat perbelanjan berlantai empat tersebut. Hingga pagi ini, masih belum diketahui jumlah pasti sandera yang berada di tangan kelompok asal Somalia itu. Palang Merah Kenya menyebutkan sekitar 63 orang masih hilang.
Adapun jumlah korban tewas turun menjadi 62 jiwa dari sebelumnya 69 orang. Tapi kekhawatiran bertambahnya jumlah korban tewas masih besar karena dari 170 korban luka, sebagian berada dalam kondisi kritis. Sebelas di antaranya adalah anggota militer Kenya.
Lebih dari 1.000 orang mengunjungi Westgate Mall pada akhir pekan lalu saat insiden ini berlangsung. Sunil Sachdeva, seorang dokter gigi yang membuka klinik di dalam mal menuturkan kisah mengerikan kala kelompok militan menyerang mal itu. “Saya melihat seorang penyiar radio terkenal di Kenya tewas tertembak. Sementara seorang pria tewas digorok. Pemandangannya sungguh mengenaskan,” ujar Sachdeva kepada BBC.
Warga Prancis, Belanda, Afrika Selatan, India, Cina, Kanada dan Inggris turut menjadi korban tewas dalam seranagn tersebut.