TEMPO.CO, Mesir - Kondisi keamanan Mesir dilaporkan memburuk setelah pasukan polisi dan militer menyerbu titik-titik konsentrasi massa pro Mursi dan membubarkan mereka, pada Rabu 14 Agustus 2013.
Seorang reporter Al-Jazeera yang berada di Kota Nasr menyampaikan bahwa saat ini banyak terlihat tentara atau polisi keamanan di jalan-jalan. "Terdapat banyak, banyak, banyak polisi dan aparatur keamanan di sini,” sahutnya dalam laporan singkat ke kantor berita Al-Jazeera.
Menurut dia, di Nasr City terdapat beberapa wanita, tapi tidak sebanyak seperti yang terdapat di Rabaa al-Adawiya, yang wilayahnya telah diserbu dan ditutup oleh petugas keamanan. Ia menambahkan bahwa saat ini sudah tidak ada akses menuju Rabaa al-Adawiya, kecuali untuk polisi dan ambulans.
Reporter tersebut juga melihat bagaimana tim penembak jitu berada di atas atap gedung-gedung untuk menembaki para demonstran dengan gas air mata.
Situasi bertambah chaos dengan ditutupnya jalur kereta dan lalu lintas untuk sementara waktu. Kebijakan tersebut dikeluarkan oleh pihak Kementerian Dalam Negeri Mesir. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pendukung mantan Presiden Mohamed Mursi berkumpul kembali setelah semburat ke berbagai tempat pasca serangan polisi.
"Layanan kereta masuk dan keluar dari Kairo ke segala arah telah dihentikan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk alasan keamanan dan mencegah orang memobilisasi diri," kata pemilik otoritas layanan kereta api.
Selain itu, aksi protes pun telah dimulai di Alexandria. Jalan utama di sana juga telah diblokir.