Ini Alasan Kuba Terima Permintaan Suaka Snowden

Selasa, 9 Juli 2013 11:04 WIB

Edward Snowden

TEMPO.CO, Havana- Kuba bergabung dengan negara-negara Amerika Latin yang menerima permohonan suaka kepada pembocor rahasia Amerika Serikat, Edward Snowden. Dukungan itu disampaikan Presiden Raul Castro dalam pidato di hadapan Majelis Nasional Kuba kemarin.

"Kami mendukung hak kedaulatan Venezuela dan seluruh negara di kawasan untuk memberikan suaka bagi mereka yang diadili karena memperjuangkan hak-hak demokratis," kata Castro.

Venezuela dan Bolivia telah mengajukan tawaran suaka kepada Snowden pekan lalu. Nikaragua juga menyatakan tengah mempertimbangkan permintaan tersebut. Namun belum jelas apakah Kuba akan menawarkan pelarian atau jalan aman bagi Snowden untuk mencapai negeri itu.

Sementara itu, salah satu anggota parlemen Rusia mendorong Snowden untuk menerima tawaran suaka Venezuela. Alexei Pushkov, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Rusia, lewat akun Twitter-nya menulis, "Venezuela menanti jawaban Snowden. Ini mungkin kesempatan terakhir baginya untuk mendapatkan suaka politik."

Sabtu pekan lalu, Menteri Luar Negeri Venezuela Elias Jaua mengatakan negaranya belum berhasil menghubungi Snowden, yang disebut-sebut masih berada di wilayah transit Bandar Udara Sheremetyevo, Moskow, sejak tiba dari Hong Kong dua pekan lalu. Snowden tidak bisa ke mana-mana lagi karena pemerintah Amerika Serikat mencabut paspornya. Selain Venezuela, ada 21 negara lain yang dimintai suaka Snowden.

Pernyataan Pushkov mengindikasikan bahwa Kremlin sudah gerah dan ingin segera mengenyahkan mantan analis di badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), itu.

Untuk dapat melanjutkan perjalanan ke Amerika Selatan, Snowden memerlukan dokumen perjalanan serta cara untuk mencapai ke sana. Satu-satunya penerbangan komersial langsung dari Moskow adalah ke Havana, Kuba. Snowden sudah membeli tiket penerbangan pada hari setibanya dari Hong Kong, tapi ia tidak ada dalam penerbangan tersebut.

Penerbangan Moskow-Havana melintasi Eropa dan Amerika Serikat, yang bisa memperumit masalah. Sebelumnya, beberapa negara Eropa menolak Presiden Bolivia Evo Morales terbang di ruang udaranya sepulangnya dari Moskow pekan lalu, karena curiga Snowden berada di dalam pesawat.

Pushkov berkelakar, jika Snowden tidak berhasil berlindung di Venezuela, "Dia harus tinggal dan menikahi Anna Chapman." Chapman adalah mantan model sekaligus mata-mata Rusia yang dideportasi dari Amerika Serikat pada 2010.

Via akun Twitter-nya, Chapman, 31 tahunsatu tahun lebih muda dari Snowdenmenulis, "Snowden, apakah kau mau menikah denganku?" Situs satiris Inggris, The Spoof, juga menulis sindiran atas lamaran itu seolah Snowden sedang mempertimbangkan lamaran Chapman.

Polandia kemarin menyatakan bergabung dengan sejumlah negara yang sebelumnya ikut menolak permohonan suaka Snowden. Beberapa negara yang sebelumnya menyatakan memberikan suaka buat Snowden antara lain India, Prancis, Italia, dan Brasil. Lewat akun Twitter-nya, Menteri Luar Negeri Polandia Radosaw Sikorski mengatakan negaranya menerima permohonan suaka Snowden tapi tidak bisa mengabulkannya, karena Polandia dan Amerika Serikat bersekutu.

REUTERS | TULSAWORLD | NATALIA SANTI

Berita Terpopuler Lainnya:

Beruang Salju Ini Hentikan Laju Kapal Raksasa

Korupsi, Mantan Menteri Kereta Api Dihukum Mati
Krisis Mesir, 42 Pendukung Morsi Tewas Ditembak
Berhenti Merokok dengan Sangkar Burung

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya