Sebuah bendera Mesir terlihat ketika para pengunjuk rasa yang menentang Presiden Mesir Mohamed Mursi menggelar aksi protes di alun-alun Tahrir, di Kairo, Minggu (30/6). REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Posting di halaman resmi Facebook dari Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), Panglima Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, mengatakan, "Kami bersumpah demi Tuhan bahwa kita akan mengorbankan bahkan darah kita bagi Mesir dan rakyatnya, untuk membela mereka terhadap teroris, kelompok radikal, atau orang-orang tolol."
Pernyataannya dikeluarkan tiga jam setelah Mursi tampil di televisi untuk menolak ultimatum dari militer. Sebuah sumber militer mengatakan pernyataan itu membuat jelas bahwa angkatan bersenjata juga tak akan mundur dari ultimatumnya.
Dengan alasan menyelamatkan negara, militer memberi batas waktu 48 bagi Mursi. Mereka berencana untuk menangguhkan konstitusi negara, membubarkan parlemen pimpinan kubu Islamis, dan mengesampingkan presiden, jika Mursi tidak mencapai kesepakatan dengan oposisi untuk mengakhiri kerusuhan.
Dalam pernyataan yang disiarkan secara luas, Presiden Mesir Mohamed Mursi menolak untuk tunduk pada ultimatum militer. Mursi menyatakan ia terpilih sebagai presiden dalam pemungutan suara yang bebas dan mengekspresikan kehendak rakyat.
"Rakyat Mesir memberi saya mandat sebagai presiden. Mereka memilih saya dalam pemilihan umum yang bebas. Orang-orang menciptakan sebuah konstitusi yang mengharuskan saya untuk menaati konstitusi," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi. "Saya tidak punya pilihan selain memikul tanggung jawab dari konstitusi Mesir."