TEMPO.CO, Canberra - Perdana Menteri Australia yang baru, Kevin Rudd, tak ingin berpolemik mengenai kebijakan imigran gelap. Sebelumnya, ia menyatakan rencananya untuk menerapkan kebijakan "pulangkan perahu", merujuk pada imigran gelap yang masuk ke negara itu melalui Indonesia menggunakan perahu.
Politisi Tony Abbott menyatakan, kebijakan ini "membawa konflik yang berisiko" dengan Indonesia.
Selama konferensi pers pertamanya pada Jumat, Rudd mengatakan kebijakannya mungkin "bertabrakan" dengan Indonesia, pernyataan yang dicap sebagai sembrono dan tidak bertanggung jawab oleh kubu oposisi. Ditanya pada hari Sabtu apakah ia menyesali komentarnya, Rudd mengatakan, "Saya bertanggung jawab terhadap semua yang saya katakan".
Menurutnya sebagai perdana menteri, ia harus memastikan bahwa negaranya memiliki hubungan "kelas satu" dengan 250 juta rakyat Indonesia. "Sebuah negara yang merupakan tetangga kita yang paling penting," katanya kepada wartawan. Rudd akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta minggu depan, perjalanan pertama ke luar negeri sejak kembali menjabat sebagai perdana menteri.
Abbott mengatakan, kebijakan untuk memulangkan kembali perahu sangat berisiko. "Nomor satu, apa yang terjadi ketika kapal tenggelam?" katanya. "Dan nomor dua, apa yang terjadi jika orang Indonesia mendorong perahu kembali perahunya ke sini?"
Media Australia memuji sikap tenang Indonesia terkait hal ini. Juru bicara Kementerian Luar negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, seperti dikutip News.com.au, bak menuangkan air dingin pada masalah ini. Ia menggambarkan persoalan itu sebagai masalah politik internal di Australia. "Kami tak akan ikut campur," katanya.
Sementara itu, mantan perdana menteri John Howard membidik Rudd atas kegagalan pada perlindungan perbatasan, menyebutnya sebagai "pelempar api". "Kevin Rudd adalah seperti pembakar yang mengklaim kehormatan sebagai pemadam kebakaran dengan membayangkan dia punya solusi untuk masalah perlindungan perbatasan," kata Howard.
NEWS.COM.AU | TRIP B
Berita terkait
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota
9 November 2018
ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.
Baca SelengkapnyaTeror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil
9 November 2018
Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaEtihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris
2 Agustus 2017
Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.
Baca SelengkapnyaBahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka
1 Agustus 2017
Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.
Baca SelengkapnyaEtihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS
1 Agustus 2017
4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.
Baca Selengkapnya4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney
1 Agustus 2017
Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.
Baca SelengkapnyaAustralia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama
12 Juni 2017
Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.
Baca SelengkapnyaWarga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror
17 Mei 2015
Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.
Baca SelengkapnyaTiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
16 Maret 2015
Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca SelengkapnyaISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia
9 Maret 2015
Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.
Baca Selengkapnya