Warga menyaksikan bom mobil hancur di Benghazi, Libya, (13/5). AP/APTN, Al Ahrar
TEMPO.CO, Benghazi - Ledakan bom di luar rumah sakit di Kota Benghazi, Libya, yang menewaskan empat orang dianggap sebuah kecelakaan. Demikian keterangan sejumlah menteri senior Libya seperti dikutip media, Selasa, 14 Mei 2013.
Beberapa menteri, Selasa 14 Mei 2013, mengatakan, mereka kini sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan saat terjadinya insiden ledakan pada Senin, 13 Mei 2013, di luar Rumah Sakit Al-Jala, Benghazi, yang sebelumnya disimpulkan akibat ledakan bom mobil.
"Dari seluruh fakta yang ditemukan, ledakan itu hanyalah sebuah insiden," kata Menteri Dalam Negeri Ashur Shwayel dalam acara jumpa pers di kota terbesar nomor dua di Libya.
Menteri Kehakiman, Salah al-Mirghani, mengatakan, "Terlalu dini menyimpulkan penyebab ledakan itu (di rumah sakit)." Dia melanjutkan, "Tetapi dari teori yang ada, ledakan itu disebabkan oleh perkara yang tidak disengaja."
Menurut laporan awal yang dilansir oleh angkatan bersenjata, mobil tidak dalam keadaan berhenti ketika kendaraan tersebut meledak dan sedang mengangkut bahan peledak anti-tank. "Dua orang yang berada di dalam mobil ketika meledak tidak bisa diidentifikasi," kata Menteri Kehakiman.
Sementara itu, Menteri Kesehatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ledakan di luar rumah sakit itu menyebabkan tiga orang tewas dan 14 lainnya luka-luka.
Nelayan Libya seringkali menggunakan bahan peledak guna mendapatkan hasil tangkapannya, namun kelompok hak asasi manusia mengatakan insiden itu menunjukkan situasi keamanan di Libya kian memburuk.