TEMPO.CO, Islamabad - Setidaknya 22 orang telah tewas dalam serangan bom dan baku tembak di Pakistan, Sabtu 11 Mei 2013, saat jutaan pemilih datang ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan umum.
Sebuah serangan bom di kota pelabuhan Karachi, Sabtu pagi, menargetkan kantor partai Nasional Awami (ANP), menewaskan 10 orang dan melukai lebih dari 30. Media lokal juga melaporkan adanya sejumlah tembakan di kota.
Selain itu, sebuah bom pinggir jalan di Karachi juga menewaskan satu orang yang naik bus pendukung ANP. Di kota utara-barat Peshawar, sebuah bom meledak di luar sebuah TPS dan menewaskan satu orang. Dua lainnya tewas ketika sebuah bom meledak di dekat sebuah van polisi.
Di provinsi barat Baluchistan, orang-orang bersenjata membunuh dua orang di luar sebuah TPS di kota Sorab dan tembak-menembak antara pendukung dua kandidat di kota Chaman menewaskan enam orang, kata pejabat Pakistan.
Kekerasan pada hari pencoblosan ini memang sudah diprediksi karena kelompok militan Taliban sebelumnya sudah mengancam akan melakukan serangan dan peledakan. Pada masa kampanye, Taliban juga dianggap bertanggungjawab terhadap sejumlah serangan yang menewaskan sekitar 130 orang.
Kelompok militan menargetkan tokoh dan partai sekuler sebagai target. Salah satu tokoh sekuler yang jadi korban penembakan saat masa kampanye adalah Fakhar Ul Islam, anggota partai Muttahida Qaumi Movement. Ia tewas ditembak 11 April lalu oleh dua orang bersenjata dari atas sepeda motor saat dalam perjalanan dari kantor ke rumahnya.
Pemilihan umum ini dianggap bersejarah karena akan menandai transisi pemerintahan demokratis dari satu pemerintahan sipil kepada pemenang hasil pemilihan. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, pemerintahan sipil telah berulang kali dikudeta oleh militer. Jenderal Pervez Musharraf mengambilalih pemerintahan dari tahun 1999 hingga 2008, sebelum akhirnya digelar pemilihan umum tahun 2008.
Pemilihan umum ini diikuti tujuh partai, dari yang berideologi sekuler sampai yang islami, akan bersaing merebut simpati 86 juta pemilih. Mereka akan memperebutkan 272 kursi di Majelis Nasional, di mana mereka harus mengamankan 172 kursi untuk bisa menjadi mayoritas di Majelis Nasional Pakistan dan memimpin pemerintahan.
Tujuh partai yang akan bersaing masing-maing: Pakistan Muslim League (PML), Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), dan Pakistan Peoples Party (PPP), Muttahida Qaumi Movement (MQM), Awami National Party (ANP), Muttahida Majlis-e-Amal, dan Jamaat-e-Islami.
Guardian | Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan
8 Agustus 2017
Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya
29 Juli 2017
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.
Baca SelengkapnyaFontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan
13 Juli 2017
Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang
26 Juni 2017
Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Baca SelengkapnyaBom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas
26 Juni 2017
Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan
25 Juni 2017
Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.
Baca SelengkapnyaLukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati
19 Mei 2017
Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.
Baca SelengkapnyaDiketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda
13 Mei 2017
Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal
8 Mei 2017
Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.
Baca SelengkapnyaPakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban
3 Mei 2017
Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.
Baca Selengkapnya