Perdana Menteri Malaysia Najib Razak merayakan kemenangannya bersama sejumlah pimpinan partai lainnya setelah memenangkan pemilu, di kantor pusat partainya di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (6/5). REUTERS/Bazuki Muhammad
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Koalisi partai berkuasa Malaysa, Barisan Nasional, akhirnya dinyatakan sebagai pemenang dalam pilihan raya yang digelar pada Ahad, 5 Mei 2013. Mereka meraih 133 kursi sedang oposisi mendapatkan 89 kursi.
Dalam pemilu Ahad kemarin, Barisan Nasional, yang dikomandoi oleh Perdana Menteri Najib Razak meraih 133 kursi dari 222 kursi yang tersedia di parlemen. Sedangkan oposisi mendapatkan 89 kursi, naik dari 82 kursi pada pemilu sebelumnya.
"Barisan Nasional berhak melanjutkan pemerintahan yang telah digenggam selama 56 tahun," kata Komisi Pemilihan, Senin, 6 Mei 2013.
Usai mengetahui partai yang dipimpinnya unggul, Najib, 59 tahun, angkat bicara dengan menyatakan bahwa dirinya meminta kepada seluruh bangsa Malaysia untuk mengedepankan semangat rekonsiliasi.
"Demi kepentingan nasional, saya meminta kepada seluruh partai, khususnya kelompok oposisi untuk menerima hasil ini dengan hati lapang," kata Najib.
Dia melanjutkan, "Bagi semuanya, hasil pilihan raya ini menunjukkan adanya polarisasi yang sangat mengakhawatirkan pemerintah. Jika tidak segera diatasi, hal itu dapat menciptakan ketegangan atau pemisahan wilayah."
Sebaliknya, Anwar Ibrahim, didukung oleh tiga partai oposisi yang bergabung ke dalam Pakatan Rakyat menuduh kemenangan Barisan Nasional akibat kecurangan. "Komisi Pemilihan telah gagal menyelenggarakan pemilu," ucap Anwar did epan para penyokongnya.
Ketidakberesan lain menurut Anwar adalah hadirnya puluhan ribu orang yang diragukan identitasnya dan adanya munculnya warga negara asing sebagai pengundi dalam pilihan raya. Tetapi tuduhan bekas Wakil Perdana Menteri itu ditolak pemerintah.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.