Indonesia Jadi Dewan Pengawas Narkotika Dunia

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 26 April 2013 22:23 WIB

REUTERS/Denis Balibouse

TEMPO.CO, New York - Pakar farmakologi dan farmakokinetis klinik Indonesia, Prof. Dr. Sri Suryawati, telah terpilih, dengan suara terbanyak, sebagai anggota International Narcotics Control Board (INCB). Pemilihan tersebut dilakukan oleh Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) PBB dilakukan pada 25 April 2013 di Markas Besar PBB, New York.


Setelah melalui upaya penggalangan dukungan kepada 54 negara anggota ECOSOC di New York, pada pemilihan tersebut. Suryawati berhasil meraih 42 suara, sedangkan dua pesaingnya dari Estonia dan Suriah/Inggris masing-masing mendapatkan lima suara.


“Terpilihnya Profesor Suryawati tidak hanya menunjukkan pengakuan atas kepakaran beliau pada isu kerjasama internasional dalam pengawasan narkotika, namun juga mencerminkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap peran dan kontribusi Indonesia di berbagai kerjasama internasional dalam kerangka PBB,” kata Wakil Tetap RI untuk PBB, Duta Besar Desra Percaya, usai pemilihan seperti disampaikan dalam siaran pers PTRI yang diterima Tempo hari ini.


Sejumlah negara berharap posisi Indonesia di INCB akan semakin memajukan pembahasan isu-isu terkait, terutama pada kerjasama penanganan pengawasan obat-obatan narkotik di tingkat internasional.


Pada tataran nasional, Suryawati adalah pakar kesehatan di Badan POM dan Kementerian Kesehatan yang menjadi konsultan dalam penyusunan berbagai kebijakan kesehatan nasional.


Kepakaran Suryawati juga diakui kalangan international. Sejak tahun 1999, dia menjadi anggota WHO Advisory Panel on Medicine Policy and Management. Pada tahun 2001 – 2008 dia menjadi konsultan mengenai essential medicine program and rational use of medicines di sejumlah negara sejak tahun 2001.


Kantor Penerangan PBB di Jakarta juga kerap melibatkan Suryawati dalam peluncuran berbagai dokumen PBB mengenai isu kesehatan, termasuk laporan tahunan INCB. Suryawati akan menjalankan tugasnya di INCB sampai dengan tahun 2017.


INCB adalah badan pengawasan yang bersifat independen dan quasi-judicial mengenai pengawasan obat-obatan internasional, untuk mengimplementasikan berbagai konvensi PBB mengenai obat-obatan. Badan ini dibentuk pada tahun 1968 sejalan dengan Single Convention on Narcotic Drugs tahun 1961, dan saat ini beranggotakan 13 pakar dari berbagai negara.


NATALIA SANTI


PBB

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

3 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

5 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

6 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

8 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

4 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya