TEMPO.CO, Brussel - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa pertemuan terakhir NATO-Rusia sebatas mempertahankan dialog aktif, tapi tidak membuat kemajuan yang signifikan dalam isu kunci pertahanan rudal Eropa.
Rasmussen mengatakan soal ini di sela pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels, Rabu 23 April 2013. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga bergabung dalam pertemuan ini.
Lavrov mengatakan, Moskow sedang mempelajari perubahan pada program pertahanan rudal AS. Tetapi mereka masih ingin mendapatkan jaminan bahwa sistem itu tidak akan digunakan untuk melawan Rusia.
Amerika Serikat dan sekutunya sebelumnya menyatakan, perisai rudal Eropa, yang terdiri dari rudal pencegat dan sistem radar dan akan selesai sekitar tahun 2020, tidak dimaksudkan untuk menembak jatuh rudal Russia. Amerika dan NATO, yang bekerja sama dalam program itu, menolak untuk memberikan jaminan tersebut.
Amerika dan sekutunya mengatakan, perisai rudal itu dirancang untuk melindungi mereka dari potensi ancaman dari Iran dan tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia.
Dalam pertemuan di Brussel itu, para menteri NATO juga membahas situasi di Suriah. Rasmussen mengatakan, aliansi itu berkomitmen untuk melindungi semua anggotanya, termasuk Turki.
Rasmussen juga menyampaikan keprihatinan NATO tentang kemungkinan penggunaan senjata kimia di Suriah. Namun Lavrov mengatakan, laporan penggunaan senjata kimia telah digunakan di Suriah harus diperiksa secara cermat. Sebab, tuduhan serupa sebelumnya terbukti salah.
Radio Free Europe | Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales
5 Mei 2017
Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.
Baca SelengkapnyaDukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7
11 April 2017
Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.
Baca SelengkapnyaErdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah
18 Maret 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.
Baca SelengkapnyaErdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib
17 Maret 2017
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa
16 Maret 2017
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.
Baca SelengkapnyaKunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW
14 Maret 2017
Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.
Baca SelengkapnyaPolling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim
8 Februari 2017
Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa
22 Januari 2017
Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.
Baca SelengkapnyaBerita Hoax Ancam Pemilu di Eropa
2 Januari 2017
Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.
Baca SelengkapnyaEropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax
2 Januari 2017
Negara-negara anggota Uni Eropa didesak membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu.
Baca Selengkapnya