TEMPO.CO, Istanbul - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan, Minggu 21 April 2013, Amerika Serikat akan menggandakan bantuan berupa non-senjata untuk pasukan oposisi di Suriah menjadi US$ 250 juta. Amerika berhenti berjanji untuk memasok senjata kepada pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Namun Kerry mengatakan, negara asing pendukung oposisi berkomitmen untuk melanjutkan dukungan dan telah memutuskan untuk menyalurkan semua bantuan di masa mendatang melalui Dewan Militer Tertinggi pemberontak.
Dia menambahkan bahwa "akan ada pengumuman lebih lanjut tentang jenis dukungan yang mungkin di masa mendatang" jika pasukan pemerintah Suriah gagal untuk mengejar solusi damai atas perang sipil yang sudah berlangsung dua tahun itu.
Berbicara setelah acara pertemuan oposisi Suriah dan 11 negara asing pendukungnya di Istanbul, Kerry mengatakan, Amerika akan memberikan tambahan US$ 123.000.000 dalam bantuan non-senjata kepada pemberontak, sehingga total bantuannya sebesar US$ 250 juta.
Pada konferensi pers Minggu sore, Kerry mengatakan, ia akan mendorong untuk memastikan bahwa bantuan ini disampaikan sesegera mungkin. Salah satu bantuannya berupa peralatan peralatan komunikasi, pelindung tubuh, kacamata night vision dan perlengkapan medis untuk membantu para pemberontak.
Saat ditanya kapan oposisi bisa menerima bantuan itu, Kerry mengatakan, "Saya bisa berjanji kepada Anda bahwa segera setelah saya kembali ke Washington awal minggu depan, saya akan menekan sekeras yang saya bisa untuk memastikan bahwa bantuan ini akan disalurkan dalam hitungan minggu seperti yang kami bicarakan ... ini harus terjadi secepat mungkin. "
Secara terpisah, Jerman menyatakan, pihaknya tidak akan memasok senjata apapun kepada pemberontak Suriah, tapi akan memberikan bantuan dalam bentuk lain. "Jerman telah memutuskan tidak akan mengirimkan senjata. Tapi kami akan mendukung oposisi Suriah dengan cara lain," kata Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle kepada televisi Jerman ARD channel, Minggu 21 April 2013.
Westerwelle mengatakan, Jerman menganggap pemberian bantuan senjata akan menjadi masalah. Tapi dia tidak bisa menghentikan negara-negara lain melakukannya. "Senjata itu dengan mudah dapat jatuh ke tangan yang salah dan itu tentu saja bahaya bagi negara-negara tetangga dan untuk seluruh wilayah, dan kami ingin mencegah kebakaran besar," kata dia.
Amerika Serikat memiliki pandangan yang sama. Meskipun menghadapi tekanan dari beberapa anggota Kongres dan rekomendasi bahkan dari kalangan penasihatnya sendiri, Presiden AS Barack Obama menolak untuk memasok senjata kepada pemberontak. Amerika khawatir senjata tersebut akan jatuh ke tangan militan Islam.
Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya