TEMPO.CO, Texas - Sebuah ledakan di pabrik pupuk telah meratakan puluhan rumah di West, sebuah kota kecil di Texas, pada Rabu malam waktu setempat, 17 April 2013, atau Kamis waktu Indonesia. Ledakan ini menewaskan lebih dari 15 orang dan melukai lebih dari 160 warga.
Ledakan ini memuntahkan asap beracun yang memaksa evakuasi setengah warga yang bermukim di sekitar pabrik di kota yang berpenduduk sekitar 2.800 orang itu.
Dikutip dari Reuters, Polisi mengatakan, sekitar 15 orang tewas dalam ledakan di lokasi yang berjarak sekitar 80 kilometer sebelah selatan Dallas itu. "Aku belum pernah melihat ledakan seperti ini," kata kepala polisi Parnell McNamara. "Ini terlihat seperti zona perang dengan puing-puing berserakan."
Penyebab kebakaran itu belum diketahui. Sersan Polisi W. Patrick Swanton mengatakan, penyidik akan memeriksa apakah kebakaran ini adalah kriminal atau hasil dari reaksi kimia. Sebelumnya, Wali Kota West Tommy Muska mengatakan, lima atau enam petugas pemadam kebakaran sukarela yang pertama mencapai tempat kejadian itu menghilang.
Petugas pemadam kebakaran telah berjuang melawan api serta mengevakuasi warga dan para penghuni panti jompo yang ada di dekat lokasi kejadian. Petugas mengatakan, api yang terus membara di dalam pabrik masih menjadi ancaman--kemungkinan adanya ledakan susulan--dan emisi asap beracun yang berbahaya bagi warga. Namun, Swanton mengatakan, api sisa pembakaran di bawah tangki kimia tambahan telah dikendalikan.
CHICAGOTRIBUN | ANTO
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Sunah Rasul Hakim Setyabudi dan Gratifikasi Seks
Sopir Hakim Setyabudi Tak Tahu Suap Seks Bosnya
@SBYudhoyono Follow Artis-artis Ini
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya