Zara Dituduh Pekerjakan Buruh Anak di Argentina  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 4 April 2013 10:33 WIB

Salah satu gerai Zara di Inggris

TEMPO.CO, London - Merek busana papan atas, Zara, diselidiki atas penggunaan pekerja anak dan kondisi pabrik yang tak layak. Daily Mail melaporkan buruh, termasuk anak-anak, bekerja hingga 16 jam sehari tanpa istirahat dan dilarang meninggalkan pabrik tanpa izin. Di Inggris, penggemar merek ini termasuk istri perdana menteri, Samantha Cameron dan Kate Middleton.

Lokasi pabrik yang diselidiki berada di pinggiran Buenos Aires. Gustavo Vera, seorang juru bicara untuk lembaga nirlaba La Alameda, menyatakan pekerja memulai produksi pukul 07.00 dan bekerja tanpa istirahat sampai pukul 23.00, dari Senin sampai Sabtu.

Dia menyatakan tempat bekerja kerap menjadi tempat tinggal para pekerja. Mereka beristirahat dengan deru mesin jahit. "Tempat ini juga memiliki pencahayaan kurang untuk menjahit dan ruangan dibuat tanpa ventilasi," katanya.

Zara masuk dalam barisan fashion papan atas sejak tiga tahun lalu. Media Inggris menyebut popularitasnya di negeri itu dipengaruhi oleh "efek Kate", yaitu karena seringnya istri Pangeran William ini tampil mengenakan busana merek itu.

Perusahaan retail asal Spanyol itu kini milik memiliki 1.540 toko di seluruh dunia, termasuk 64 unit di Inggris.

Zara dimiliki oleh Inditex, perusahaan milik Amancio Ortega, orang ketiga terkaya di dunia dengan kekayaan 38 million poundsterling, menurut Forbes.

Pabrik mereka di Argentina khusus menjahit lini pria merek ini. Seluruh produknya dijual di Inggris.

Juan Gomez Centurion, pejabat Argentina yang menggerebek tiga pabrik yang memproduksi pakaian Zara pekan lalu, mengatakan pabrik mereka sungguh tak layak. "Kami menemukan laki-laki dan anak-anak yang tinggal di tempat di mana mereka bekerja. Mereka tidak terdaftar dan mereka hidup dalam kondisi yang mengerikan," katanya.

Ini bukan kali pertama Zara tersandung terkait pabrik yang tak layak dan pekerja anak di Amerika Selatan. Pada tahun 2011 sekelompok pekerja, 14 Bolivia dan satu Peru, diselamatkan dari pabrik berlisensi di Sao Paulo, Brasil, di mana pakaian berlabel Zara sedang diproduksi.

Para pekerja imigran, salah satunya dilaporkan masih berusia 14 tahun, hidup dalam kondisi berbahaya dan tidak higienis. Mereka bekerja dalam shift 12 jam dengan gaji setara Rp 1,4 juta hingga Rp 2,5 juta sebulan.

Perusahaan ini kemudian dipaksa untuk meminta maaf di depan wakil Komisi Hak Asasi Manusia Sao Paulo dan membayar denda sebesar lebih dari setara Rp 5,1 miliar serta kompensasi kepada pekerja.

Melalui juru bicaranya, Zara mengatakan mereka terkejut dengan temuan ini. Menurut mereka, dari informasi yang diterima, pabrik yang digerebek itu tidak memiliki hubungan dengan pemasok dan produsen Zara di negara itu.

Dia menambahkan bahwa Zara memiliki 60 pemasok di Argentina. Dalam dua tahun terakhir dilakukan 300 audit terhadap pemasok dan pabrik-pabrik mereka. Zara menyatakan akan bekerja sama dengan penyelidikan itu.

DAILY MAIL | TRIP B

Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas


Baca juga:

Pembocor Sprindik Anas Sekretaris Ketua KPK

Wawancara Abraham Samad, Janji Lebih Galak

Anis Matta: Cita-cita PKS Sama dengan Walisongo

Berita terkait

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

7 Juli 2017

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

Seorang nenek di Inggris mendedikasikan tubuhnya dengan 20 tatto bergambar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Baca Selengkapnya