Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. AP/Lai Seng Sin
TEMPO.CO, Putrajaya - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak membubarkan parlemen menjelang pemilihan raya akhir April 2013. Pengumuman pembubaran itu disampaikan Najib, selaku pimpinan koalisi Barisan Nasional yang telah berkuasa selama 56 tahun, melalui pidato di televisi, Rabu, 3 April 2013.
"Raja telah menerima permintaan saya untuk membubarkan parlemen yang berjalan efektif sejak 3 April 2013," katanya dari pusat pemerintahan di Putrajaya. Ditambahkan, dia berharap koalisinya akan menang secara mayoritas.
Pada pidato politiknya di televisi, Najib memperingatkan masyarakat agar tidak berspekulasi dengan masa depan. "Kalian jangan mencoba-coba dengan masa depan anak-anak dan Malaysia," ucapnya.
Pemilihan raya yang kemungkinan bakal digelar pada 27 April 2013 diawali dengan masa kampanye selama dua pekan. Najib bakal berhadapan dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.
Najib, pemimpin koalisi Barisan Nasional, untuk pertama kalinya pada pemilihan raya 2008 kehilangan dua pertiga kursi di parlemen. Dia mendapatkan tantangan keras dari tiga kelompok partai oposisi yang membentuk Pakatan Rakyat pimpinan bekas timbalan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Pakatan Rakyat terdiri dari tiga partai, yakni Partai Keadilan Rakyat, Partai Islam se-Malaysia, dan Partai Aksi Demokratik (DAP). Selain soal korupsi, Pakatan juga akan mengungkap soal kelemahan pemerintah yang dianggap diskriminatif dan rasis.
Para pengamat meramalkan pemilihan raya ini akan banyak diwarnai oleh isu soal korupsi serta meningkatnya biaya hidup dan angka kejahatan di bawah pemerintahan koalisi Barisan Nasional yang berkuasa sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957. Namun, Najib lebih suka mengumbar keberhasilan ekonomi Malaysia. Isu soal pertumbuhan ekonomi akan menjadi kata kunci kampanye Najib.
Sebanyak 13 menteri mendominasi kursi kabinet pemerintahan Malaysia yang berasal dari Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pimpinan Najib Razak. Pengamat juga memperkirakan bahwa oposisi bakal mendulang sukses seperti pada 2008.
Saat ini, oposisi menduduki 75 dari 222 kursi di parlemen dan berkuasa di empat dari 13 negara bagian Malaysia. "Pakatan Rakyat akan memberikan perubahan terbaik demi demokrasi dan sebuah pemerintahan yang lebih bertanggung jawab," kata Anwar kepada kantor berita AFP.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.