TEMPO.CO, Yangon – Tiga belas anak tewas dalam kebakaran yang melanda sebuah panti asuhan muslim di Yangon, Selasa, 2 April 2013. Sebanyak 13 santri tewas dalam peristiwa tersebut. Di tengah meningkatnya kekerasan terhadap muslim di Myanmar, polisi segera menyatakan penyebabnya adalah korsleting listrik, tetapi masyarakat tidak percaya.
Api mulai menjalar sekitar pukul 3 dinihari dan mengepung 16 anak-anak yang sedang tidur di loteng yang sempit. Hanya tiga anak berhasil melompat menyelamatkan diri. Setelah api berhasil dipadamkan, polisi menempatkan tiga truk pasukan anti huru-hara di sekitar kompleks dua lantai di wilayah timur Yangon, yang terdiri atas sebuah mesjid, pesantren, dan asrama itu. Tidak ada laporan bentrokan terjadi di antara 200-an orang yang berkumpul. Beberapa warga mencurigai api sengaja disulut.
Petugas keamanan memblokir sebagian besar jendela-jendela gedung yang menghitam. Gedung tersebut terbakar dari dalam. Petugas baru berhasil memadamkan api sebelum fajar menyingsing.
Petugas polisi, Thet Lwin, di tempat kejadian menyatakan api dipicu oleh arus pendek. Dia menyebut tidak ada aktivitas kejahatan terkait aktivitas kebakaran. Namun, pernyataan itu langsung dicemooh warga. Tiap kali dia menyebut "arus pendek listrik", warga yang marah langsung berteriak dan meninju kendaraan di dekatnya.
Anggota mesjid Soe Myint mengatakan sebagian besar anak-anak tidur di lantai dasar ketika kebakaran terjadi. Mereka bisa menyelamatkan diri. Namun, 16 anak yang tidur di loteng terjebak ketika tangga yang menghubungkannya terbakar.
Zaw Min Htun, anggota organisasi pemuda muslim, mengaku dia langsung berlari menuju mesjid saat mendengar kabar kebakaran itu. “Umat muslim sangat marah,” katanya. Dia menuntut otoritas berwajib untuk menyelidiki insiden itu. “Anak-anak itu tidak bersalah. Seseorang telah membakar masjid.”
Zaw Min Htun mengatakan tidak ada kabel terbakar di dalam masjid dan kotak sekering listrik dalam kondisi baik.
Kekerasan sektarian terhadap umat muslim di negara mayoritas berpenduduk Buddha tersebut telah berlangsung sejak pertengahan Maret lalu, dimulai dari Kota Meiktila. Puluhan orang tewas dan 10 ribu lainnya mengungsi.
IRRAWADDY | GUARDIAN UK | NATALIA SANTI
Berita Terpopuler:
Empat Bulan Mayat Veteran 'Parkir' di Depan Bar
Wisatawan Asing Diperkosa di Brasil
Menang Lomba Nyanyi, Perempuan Iran Dikecam
India Tolak Permohonan Paten Obat Kanker Novartis
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya